Brake fluid atau minyak pada sistem pengereman merupakan salah satu bagian yang sangat penting. Namun banyak orang yang tidak terlalu memperhatikan apakah kadar kualitas pada minyak rem tersebut masih baik atau tidak. Bahkan melakukan pengecekan kuantitas dari minyak rem tersebut saja sangat jarang.
Padahal brake fluid merupakan cairan yang dibuat dari bahan dasar material ethylene glycol yang mana material ini memiliki kemampuan berkerja dalam temperatur tinggi. Namun ethylene glycol memang memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga lama-kelamaan juga dapat menguap.
Selain itu, adanya kadar air dalam minyak rem tersebut memiliki efek negatif lain dimana dapat menyebabkan karat pada sistem pengereman sehingga kemampuan apabila kadar air terus bertambah dan tidak dilakukan pengurasan dan penggantian dengan minyak rem baru membuat fungsi rem menjadi berkurang. Untuk itu, minyak rem harus diganti secara berkala agar kualitas pengeremannya selalu optimal.
“Sebaiknya, minyak rem diganti dengan secara rutin setiap 50 ribu kilometer. Tidak hanya menguras di tabung penampungan, tapi penggantian ini dilakukan secara menyeluruh mulai minyak yang berada pada master rem atas hingga minyak yang berada di jalur rem," ungkap Hardiyanto selaku Service Advissor BMW Astra Cilandak saat ditemui OtoDriver (19/1).
Penggantian secara menyeluruh tersebut diperlukan untuk membersihkan jalur rem dari kandungan air dan residu. Selain itu minyak rem yang baru juga tetap harus mengikuti spesifikasi standar mobil yang sudah ditentukan oleh pabrikan seperti DOT 3 atau DOT 4.
"Perlunya menyesuaikan minyak rem dengan spesfikasi yang sesuai aturan pabrik karena material pada sistem pengeraman setiap mobil yang dibuat oleh pabrikan memiliki efek yang berbeda dengan jenis-jenis kadar kimia yang terkandung pada minyak rem tersebut. Salah satunya adalah titik didih minyak rem," tutup Hardiyanto.