Banyak hal yang dapat dilakukan dalam memperlakukan Air Conditioner (AC) dalam mobil, agar awet dan tidak mudah rusak. Salah satunya dengan melakukan perawatan berkala agar seluruh kinerja komponen mampu bekerja secara optimal.
Namun cara paling mudah, justru datang dari perlakuan pemilik mobil, dalam mengoperasikan perangkat penyejuk udara ruang kabin ini. Jika benar, tentu akan membuat masa pakainya jadi lebih awet dan tak cepat rusak.
Pada kecepatan tinggi, sebaiknya hindari mengaktifkan perangkat penyejuk udara ini secara tiba-tiba. Pasalnya peranti puli dan kopling magnet pada kompresor yang terhubung langsung dengan mesin melalui sebuah belt, akan bergesekan dengan keras dan langsung berputar secara cepat menyesuaiakan putaran mesin (rpm).
"Komponen di dalam kompresor AC seperti piston dan sil lama-lama akan cepat aus jika sering berputar secara tiba-tiba. Bayangkan, dari diam tiba-tiba langsung bekerja secara cepat di putaran tinggi, sebaiknya hal itu dihindari," pungkas Rayizal Yamin dari Bambang AC di bilangan Tebet, Jakarta. Tentu sebaiknya turunkan dahulu putaran mesin hingga 2.000 rpm baru kemudian boleh mengaktifkan pendingin udara kabin tersebut.
Jangan paksa AC bekerja terus di putaran tinggi
Jika kendaraan sedang berada pada kecepatan tinggi dan dalam jangka waktu yang cukup panjang, sebaiknya matikan perangkat penyejuk udara kabin ini. Putaran kompresor yang terus-terusan bekerja pada rpm tinggi, akan membuat sil kompresor AC cepat rusak.
Opsi lain, jika tak ingin mengurangi kenyamanan berkendara, bisa atur suhu penyejuk kabin tersebut ke level terdingin. Artinya, dengan pengaturan suhu ruang yang tinggi, kinerja kompresor AC tentu akan sedikit lebih panjang dan tidak cepat terjadi putus-sambung kompresor. Karena seperti hal di atas, kompresor yang mati hidup karena thermostat di putaran mesin tinggi, sama efeknya dengan menyalakan atau mematikan AC secara manual.
Dengan perlakuan yang benar, tentu komponen penyejuk udara kabin agar berkendara nyaman tersebut lebih awet dan tidak cepat rusak.