Barangkali belum banyak yang tahu dengan nama Canoo, sebuah startup otomotif yang berspesialisasi atas kendaraan tenaga listrik. Berawal dari nama Evelozcity di tahun 2017, diprakarsai oleh Stefan Krauze dan Ulrich Kranz, masing-masing tadinya adalah petinggi Deutsche Bank dan BMW. Perusahaan ini punya dua investor strategis yaitu Li Pak yang asal Tiongkok serta David Stern yang pebisnis asal Jerman.
Tahun 2019 didapuklah nama Canoo yang kemudian disusul dengan konsepsi produksi mobil listrik dan kendaraan rekreasional. Ada juga rencana induk untuk menghadirkan kendaraan komersial dengan jenis van, serta program ride sharing.
Kendaraan angkut barang Canoo pesanan yang banyak diminati adalah berjenis MPDV alias Multi-Purpose Delivery Vehicle. Jenis ini punya dua varian; MPDV 1 dan MPDV 2, masing-masing punya ruang angkut seluas 5,6 kubik meter serta 12,7 kubik meter.
Untuk MPDV 1 punya daya jelajah sejauh 402,3 kilometer dan untuk MPDV 2 bisa melaju sampai 305,7 kilometer. Ada tiga pilihan baterai juga; 40, 60, dan 80 kWh. Setiap varian akan didukung motor listrik tunggal yang bisa hasilkan daya puncak sampai 200 daya kuda. Baterai 80 kWh membutuhkan waktu 28 menit dari posisi sisa daya listrik 20 persen ke posisi 80 persen. Harga MPDV 1 dikasih label harga mulai 33 ribu dolar AS (sekitar Rp 507 jutaan),
Sementara itu pesanan Walmart adalah berjenis Lifestyle Delivery Vehicle (LDV) yang ukurannya lebih kecil dari MPDV dan bentuknya banyak lengkungan. Pihak Canoo bisa menyediakan versi angkiut penumpang atau angkut barang saja. Daya jelajah maksimalnya yaitu 402 kilometer dan bisa menopang muatan sampai 664 kilogram. Produksi mulai dilakukan tahun depan.
LDV dilabeli harga awal 34, 750 dolar AS atau setara Rp 534 jutaan. Walmart untuk tahap awal memesan 4.500 unit. Kesepakatan ini juga mempunyai opsi tambahan sebanyak 10 ribu unit untuk pemesanan berikutnya. Ini sesuai rencana Walmart menciptakan proses pengantaran barang tanpa emisi sampai tahun 2040.
Canoo LDV bisa juga dibuat untuk kebutuhan militer