BUS-TRUCK - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menegaskan bahwa kendaraan lain selain TransJakarta tidak diperbolehkan ada yang masuk ke jalur busway, termasuk mobil para pejabat dan petinggi negara.
"Semuanya (semua kendaraan termasuk mobil pejabat). Sesuai dengan aturan kan dilarang begitu, jalannya khusus Transjakarta maka ada larangan untuk melakukan penerobosan," kata Syafrin di Jakarta, pekan ini (15/1). Seperti dikutip dari Antara.
Imbauan itu Syafrin disampaikan untuk menanggapi kejadian beberapa waktu lalu yang melibatkan mobil pejabat dengan patroli dan pengawal (patwal) yang masuk ke busway Koridor 13. Kejadian tersebut sempat viral di media sosial seperti Instagram maupun X.
"Karena memang di koridor 13 jalurnya harusnya kita jaga steril. Dan mari kita jaga bersama-sama untuk kepentingan masyarakat yang menggunakan angkutan umum di koridor 13," ujar Syafrin.
Jalur koridor 13 Rute 13 melalui jalur Ciledug, Puri Beta 2, Puri Beta 1, Petukangan Utara, JORR, Swadarma, Cipulir, Seskoal, Kebayoran Lama, Velbak, Mayestik, CSW 1, Pasar Santa, Rawa Barat, Tegal Mampang.
Koridor 1 Transjakarta tidak ditutup
Dalam kesepatan yang sama Syafrin Liputo mengatakan bahwa tidak akan ada penutupan Koridor 1 Transjakarta yang meliputi Blok M-Kota. “Terkait isu penutupan Koridor 1, kami sampaikan bahwa tidak ada penutupan Koridor 1,” katanya menegaskan.
Dalam berjalannya waktu pihaknya akan melakukan kajian menyeluruh dengan terus dilanjutkannya pembangunan MRT. “Baik sekarang Fase 2A untuk operasional pertama sampai dengan ke stasiun Monas direncanakan akhir Desember 2027, yang kemudian ditindaklanjuti dengan sampai ke kota diharapkan selesai pada tahun 2029,” jabarnya.
Syafrin juga menjelaskan, pembangunan juga terus dilakukan untuk MRT Timur-Barat, dimulai dengan Fase 1 dari Kebon Sirih sampai dengan Rorotan dan juga ada pembangunan LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai yang nanti akan diteruskan ke layanan Dukuh Atas yang terintegrasi secara utuh dengan semua angkutan umum massal Jakarta.
Dia menyampaikan bahwa semenjak program penataan transportasi secara masif dilakukan dengan perubahan paradigma dari “Car Oriented Development" ke "Transit Oriented Development", maka Jakarta merubah posisi dan menjadikan angkutan umum massal berbasis rel menjadi "backbone" (layanan transportasi umum yang menawarkan kenyamanan, kemudahan) untuk seluruh layanan angkutan umum massal di Jakarta.
Sebelumnya, Syafrin Liputo sempat menyampaikan bahwa rencana penghapusan Koridor 1 Transjakarta dilakukan untuk menghindari tumpang tindih dengan jalur MRT. Dicontohkannya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk Koridor 1 Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan.
Waktu itu, hal tersebut disampaikan soal penghapusan koridor tersebut akan dilakukan setelah jalur MRT Lebak Bulus-Kota selesai dibangun. (EW)
Baca juga: ‘SMK’, Standar Antisipasi Kecelakaan Angkutan Massal Di Jabodetabek
Baca juga: Jalur TransJakarta Perlu Diberlakukan Tilang Elektronik