Bus listrik mulai dilirik di Indonesia sebagai calon moda transportasi massal. Sederet tipe dan merek baik produksi luar negeri dan dalam negeri tengah bersiap menghasilkan produk tersebut.
Untuk kesiapan, produk impor selangkah lebih maju. Di mana PT Transjakarta sudah mengujicoba bus listrik mereka dari BYD di rute Blok M-Balai Kota beberapa bulan lalu. Transjakarta pun menyiapkan bus listrik merek Skywell, juga dari Tiongkok.
Operator lainnya, yakni Damri juga mengumumkan tengah membangun bus listrik asal Korea Selatan bersama Edison Motors. Untuk keseriusan proyek bus listrik ini, Damri bahkan menyiapkan charging station bersama PT Spora Teknika Indonesia.
"Ini memang kelemahannya pada tahap awal impor tapi ke depan (ada aturan dari) Perpres (Peraturan Presiden)," ucap Dr. Ir. Riyanto M.Si selaku Senior Researcher LPEM-FEB UI.
Menurutnya melalui Perpres tersebut aturan turunan dari penentuan insentif dari kendaraan listrik itu bisa diberikan pada produsen yang punya kandungan lokal (TKDN).
"Kalau lewat TKDN harganya pasti kompetitif," katanya pada webinar Diskusi Virtual Industri Otomotif "Peluang dan Tantangan Mobil Listrik di Indonesia dengan beberapa media, pekan lalu.
Di sisi lain, kehadiran bus listrik impor di Indonesia juga patut dijadikan pemicu oleh pabrikan lokal untuk menghasilkan produk berkualitas. Semisal dilakukan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian Indonesia.