OTODRIVER - Persaingan mobil listrik dimulai juga dari baterai yang digunakannya. BYD, pabrikan EV dan perusahaan teknologi asal Tiongkok menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP) yang diberi nama Blade Battery. Jenis ini diklaim lebih aman dibanding dengan jenis baterai lainnya semisal NMC (nickle manganese cobalt)
"Bagi BYD, keamanan adalah prioritas utama. Untuk produksi massal, kami percaya LFP adalah komponen yang reliable untuk keamanan dan lebih berkelanjutan," kata General manager BYD Asia-Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang dikutip dari Antara.
Guna membuktikan keamanan baterai LFP, pihak BYD memperlihatkan hasil nail test dari baterai tersebut. Tipe LFP tidak menunjukkan reaksi saat dilakukan nail test yakni dengan cara ditusuk dengan besi. Sedangkan baterai tipe NMC akan meledak dan terbakar saat dilakukan pengetesan dengan metode yang sama.
Blade Battery merupakan komponen yang dikembangkan BYD dengan keamanan maksimum yang menawarkan kekuatan, daya jelajah tinggi serta usia pakai yang panjang. LFP tidak mudah terbakar karena memiliki stabilitas termal yang sangat baik dan secara substansial bebas kobalt sehingga lebih ramah lingkungan.
Dari riset mandiri oleh BYD, Blade Battery memiliki kemampuan yang lebih mutakhir dibanding baterai lainnya untuk diimplementasikan pada kendaraan elektrik.
Tingkat keamanan dari Blade Battery sudah teruji dengan peningkatan yang signifikan. Dengan keunggulan itulah, BYD memiliki pijakan yang kuat bagi pengembangan kendaraan elektriknya.
Pada aspek longevity, sel Blade Battery memiliki rentang hidup sepanjang 1.200.000km atau sekitar 3.000 kali charge, sehingga sangat tepat untuk penggunaan jangka panjang.
Selain itu, Blade Battery juga telah melewati uji kondisi ekstrem, seperti dihancurkan, ditekuk, dipanaskan dalam tungku hingga 300 °C, dan diisi berlebihan hingga 260 persen. (SS)