OTODRIVER – Pencabutan termasuk pengurangan, subsidi atas kendaraan listrik di sejumlah negara nyata jadi isu penting akan peta kendaraan listrik secara global. Termasuk di Amerika Serikat (AS) yang juga jadi pasar terbesar mobil non fosil di dunia.
Sejak diumumkan recana pencabutan subsidi pajak sebesar 7.500 dolar AS akhir September untuk semua mobil listrik di Amerika Serikat membuat pabrikan lokal kalang kabut.
Seperti dikutip dari Reuters (1/10), Chairman Nissan untuk wilayah AS, Christian Meunier, menyebutkan bahwa pasar EV di Negeri Paman Sam itu akan kolaps pada bulan Oktober ini.
Senada dengan hal itu, orang nomor satu Ford, Jim Farley, juga belum bisa membayangkan apa yang akan terjadi di kemudian hari ketika subsidi pajak yang sudah tidak diberikan bakal berdampak pada penjualan mobil listrik buatannya.
Sekilas Jim menyebutkan bahwa pasti akan ada penurunan junlah penjualan mobil listrik di negara berpenduduk 347 juta jiwa itu. Perkiraan kasarnya bisa terjadi penurunan sampai setengah dari pencapaian rutin.
Bukan hanya dibayangi penurunan penjualan, jumlah stok kendaraan listrik diperkirakan juga akan mengalami penumpukan.
Kondisi tersebut dikhawatirkan akan semakin membuat AS kehilangan faktor kompetitifnya untuk pasar, sekaligus juga akan membuat banyak keinginan untuk lebih mandiri dalam membuat komponen kendaraan listrik malah jadi sirna.
Jelas kebijakan itu merupakan rangkaian pukulan beruntun bagi pabrikan di sana. Karena sebelumnya Presiden Donald Trump telah mengeluarkan rangkaian program dengan syarat berat soal pembatasan emisi gas buang.
Sementara itu di Tiongkok, penjualan kendaraan ramah lingkungan naik 40 persen secara kumulatif. Begitu juga di area Eropa, penjualan mobil listrik dan hibida mengalami peningkatan sampai 20 persen secara rerata sampai kuartal ketiga 2025.
Keresahan soal penurunan animo atas kendaraan non fosil juga sudah terasa di jaringan dealer. Masih dari Reuters, Brad Sowers yang punya sebuah dealer di St. Louis, Missouri, juga berharap bahwa pihak pabrikan bisa merespon kndisi negative itu dengan merilis mobil ramah lingkungan dengan harga yang lebih kompetitif.
Walaupun ia sendiri ragu kalau pabrikan AS akan mampu menghadirkan mobil dengan harga yang sangat terjangkau oleh pembeli. Bahkan yang dikhawatirkan malah sudah muncul indikasinya, sejumlah merek sudah melakukan pemotongan harga. (EW)
