Sejak 1988, Mitsubishi L300 mendapat opsi mesin diesel baru yakni 4D56 dengan kapasitas mesin 2.5 liter. Mesin ini menggantikan peran 4D55 berkapasitas 2.3 liter yang terlebih dulu hadir. Melalui mesin diesel baru ini, L300 mengukir diri menjadi sebuah legenda di berbagai lini, mulai angkutan barang hingga kendaraan travel. Namun mesin diesel 4D56 lah yang kemudian membuat opsi mesin bensin pada L300 terpuruk dan kemudian disuntik mati pada tahun 2000.
Secara kinerja, mesin diesel 4D56 tak begitu istimewa, Mesin ini mampu menyuguhkan tenaga 76 dk dan torsi 142 Nm yang menjadi ‘jamu' manjur untuk menjawab kritikan tentang diesel yang terasa kurang tenaga.
Salah satunya yang cukup mencolok adalah digunakannya mobil ini untuk membawa sayuran dan juga ikan segar. Di mana kedua komoditas ini harus diantar sesegera mungkin agar tetap segar. Dari sinilah L300 membuktikan kemampuannya sebagai ‘penguasa jalanan’ yang identik dengan kecepatan tinggi.
“L300 cukup dapat dihandalkan untuk ngebut sambil bawa muatan dan kami sudah lakukan sejak versi diesel 2.5 liter pertama kali hadir,” tutur Catur Sunu, salah satu pebisnis ‘pengantar ikan kilat’ ini. “Trek kami dari Semarang ke Jogja dan harus bisa dibawa kurang dari 3 jam,” imbuhnya.
Sunu dan rekan-rekannya termasuk loyalis L300 yang selalu mengupgrade kendaraan lamanya dengan brand dan model yang sama, yakni L300. Termasuk ketika versi Euro 4 mulai dikenalkan pada pertengahan 2022 silam.
“Saya ambil armada Euro 4 sekitar awal tahun ini. Tentu ada perbedaan dengan model mesin lawas, salah satunya model anyar ini lebih bertenaga dan responsif,” ungkap pria yang berdomisili di Bantul, Yogyakarta ini.
Mesin versi baru berkode 4N14 ini berkapasitas lebih kecil yakni 2.268cc dengan teknologi Direct Injectio, dilengkapi dengan intercooler dan disuport oleh teknologi commonrail turbochargered. Kinerjanya mampu melecut daya 97,8 hp/3.500 rpm dan torsi 200 Nm/1.000-3.500 rpm. Artinya punya output 40% lebih besar dari model sebelumnya.
Walau sudah menggunakan teknologi mesin commonrail dan sudah mengantongi sertifikasi Euro4, namun ternyata Sunu tetap memberi asupan Bio Solar.
“Rekomendasinya sih harus solar dengan kualitas bagus, tapi ya itu mahal. Lebih realistis dengan menggunakan Biosolar yang jauh lebih murah,” sambung pria juga dikenal sebagai peternak lele ini. “Sudah pasti lebih jos dan terasa bertenaga jika pakai Pertadex, tapi tidak dapat secara hitungan bisnis,” imbuhnya.
“Kalo filter solarnya diganti secara rutin, insyaallah aman,” tutupnya.
Mengenai penggunaan Biosolar, pihak Mitsubishi pernah memberikan pernyataan mengenai hal ini.
“L300 Euro4 direkomendasikan menggunakan bahan bakar setara Euro 4 dengan spesifikasi angka cetane 51 dan sulfiur 50 ppm,” tutur Irwan Kuncoro, Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI saat peluncuran produk ini secara daring beberapa waktu silam.
“Walau sudah menggunakan standar Euro 4, namun konsumen tidak perlu khawatir karena L300 tetap masih bisa menggunakan bahan bakar Biosolar,” jelas Irwan lebih lanjut. “Menggunakan Biosolar tak serta merta langsung merusak mesin, namun memang perlu perawatan rutin dan teratur. Seperti mengganti filter bahan bakar dengan teratur,” pungkasnya.