Pandemi Covid-19 menerjang Indonesia pada semester pertama 2020. Wabah global ini mampu menekuk industri otomotif di tanah air hingga titik terendah.
Sebagai gambaran, amukan Corona ini membawa penjualan nasional pada titik horor terutama pada April-Mei-Juni 2020. Di mana masing-masing tercatat 7.868 unit, 3.551 unit dan 12.623 unit.
Memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
"Terima kasih kepada pemerintah atas relaksasi PPnBM, karena dengan inisiatif itu industri otomotif bisa terselamatkan dan bertumbuh kembali," imbuh Nangoi.
Mengacu data penjualan Gaikindo periode Januari-Juli 2021, produksi mobil tercatat 588.881 unit alias naik 49,4 persen dari periode yang sama tahun lalu, whole sales 460.105 unit atau terkerek 40,8 persen, dan ekspor mobil completely built up (CBU) sebanyak 166.069 unit yang naik 38,2 persen.
Bahkan penjualan mobil baru Januari-Juli 2021 tercatat sebanyak 460.105 unit, angka ini mendekati penjualan setahun penuh pada tahun 2020 yang berjumlah 532.027 unit.
Menurut Nangoi, relaksasi PPnBM tidak semata bermanfaat pada angka penjualan mobil, namun turut menggairahkan industri otomotif secara luas. Semisal mendongkrak kemampuan perusahaan untuk kembali membuka lapangan kerja karena permintaan mobil baru yang meningkat.
Dengan demikian industri otomotif kembali mengeliat dan sekaligus menghilangkan bayang-bayang gelap PHK karyawan. “Lebih jauh lagi, terbuka kemungkinan akan membuka lapangan kerja baru,” sambungnya menambahkan bahwa ada 1,5 juta orang yang menggantungkan hidupnya dari industri otomotif.
Gaikindo berharap relaksasi PPnBM bisa diperpanjang hingga akhir 2021. “Harapannya supaya industri otomotif pulih dengan tuntas,” tutupnya.
Di sepanjang tahun 2021 ini, Gaikindo memasang target penjualan mobil di angka 750 ribu unit. Dengan relaksasi, diharapkan mampu mencapai target tersebut.