Mitsubishi Xpander menjadi salah satu mobil terlaris di Indonesia pada tahun lalu. Namun persaingannya dengan Toyota Avanza menjadi cukup berat karena Xpander belum maksimal masuk ke lini fleet seperti mobil perusahaan, kendaraan operasional maupun armada taksi.
Pasalnya salah satu kuncian penjualan Avanza yang laris manis adalah diserapnya mobil sejuta umat itu ke sektor fleet. Sekali konsumen fleet melakukan pembelian dalam jumlah yang tak sedikit, otomatis mendongkrak nilai positif dalam rapor penjualan Avanza.
Foto: DANU
Ia menyebut Xpander saat ini sudah diserap sejumlah perusahaan sebagai mobil operasional. Mulai dari Garuda Indonesia sampai sebuah perusahaan perbankan disebutnya sudah ambil Xpander. Sayang jumlahnya tak disebut oleh Imam. Trecia selaku Sales Manager dealer Mitsubishi Mampang, Jakarta memberikan gambaran, di dealernya rata-rata 300 unit Xpander terjual ke konsumen fleet dalam sebulan.
Bisa dikatakan dari 86.374 unit Avanza yang terjual di 2019, yang laku jadi armada taksi tak bisa disebut sedikit jumlahnya. Lantas kenapa Xpander tak ikuti Avanza untuk jadi taksi?
Ternyata hal itu sengaja dilakoni Mitsubishi. Pabrikan tiga berlian itu tak mau Xpander jadi taksi.
"Saat ini policy ke arah situ (menjual ke perusahaan taksi) belum. Ini policy dari management. Karena prospect di penjualan retail masih cukup besar yang bisa kami garap, kami masih fokus mengembangkan di sektor itu dahulu," jawab Imam saat ditanya alasan kenapa Xpander tak jadi taksi.
"Dua tahun terakhir ini kami concern pada retail customer, karena masih fokus menyelesaikan inden waktu itu," kata Imam.
Jadi, sampai beberapa tahun ke depan sepertinya tak bisa dijumpai Xpander yang bertugas jadi armada taksi.