Suzuki Jimny memang selalu menjadi pokok perbincangan para penggila otomotif. Selain desainnya yang ikonik, mobil ini juga memiliki keunggulan saat melibas medan off road.
Di Indonesia, sejak dibuka keran pemasarannya sejak GIIAS tahun lalu, Jimny mengalami antrean pemesanan yang cukup panjang hingga saat ini. Kuota 50 unit perbulan yang diberikan Jepang untuk pasar Indonesia, dirasa terlalu sedikit. Membuat para konsumen harus menunggu waktu lama untuk mendapatkannya. Meski begitu, euphoria Jimny ternyata tak dialami oleh pasar Eropa. Di mana mobil kompak ini harus berhenti berjualan karena terbentur standar regulasi.
Standar tinggi emisi yang akan efektif mulai 2021 mendatang membuat Suzuki harus mundur teratur memasarkan Jimny yang membopong mesin 1.500 cc. Saat ini, mesin Jimnya masih mencerna bahan bakar menjadi karbon dioksida pada angka 170 g/km untuk transmisi otomatis, sedangkan peraturannya, produsen tidak boleh menjual mobil dengan buangan emisi di atas 95 g/km.
Melihat kesempatan mundurnya Jimnya di Eropa sedikit menimbulkan angin segar untuk konsumen di Asia. “Meskipun stop di sana, tapi saya rasa alokasinya harus ke negara lain. Karena Jimny di negara lain juga inden, oleh karena itu saya rasa negara juga akan berusaha mendapatkan alokasi dari sisaan d Eropa tadi,” ujar Donny selaku Head of Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales.
“Kita dan India juga sudah mengajukan ke principal untuk merakit Jimny secara CKD agar memiliki stok yang baik, namun semua itu tergantung dari pihak Suzuki Motor Corporation,” tambah Donny.