Virus Covid-19 masih merebak di Indonesia. Tentunya hal ini berdampak pada nilai tukar valuta asing terhadap mata uang Rupiah.
Pada sektor industri otomotif, tentunya hal ini paling berdampak pada produk yang tidak dirakit di dalam negeri alias impor. Lantas, apakah merek Suzuki melakukan penyesuaian harga terhadap produk mobil CBU?
Foto: Danu
"Harga di bulan April kita sudah menyesuaikan unit-unit yang CBU, faktornya banyak, seperti valuta asing, distribusi dan lain-lainnya. Memang dengan menyikapi kurs dolar ada penyesuaian harga unit Completely Build Up (CBU) terkena langsung imbasnya, tapi tidak banyak dan masih kompetitif harganya. Selain Ignis, ada unit lain seperti Baleno, New SX4 S-Cross dan Jimny, dengan range kenaikan Rp 2 juta-15 juta," ujar Sukma Dewi selaku Assistant to Department Head Sales 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat diwawancarai oleh tim OtoDriver (9/4).
Siasatnya adalah, Suzuki lebih fokus jualan terhadap produk yang dirakit di dalam negeri, seperti Ertiga, Carry, dan XL7.
"Di tahun ini fokus kami jualan produk yang kami produksi di Indonesia, ada Suzuki Carry, Suzuki Ertiga, Suzuki XL7, Suzuki Wagon R. Harapan kami bisa menjual kendaraan ini, karena kandungan lokalnya sudah 90 persen atau lebih. Sehingga kenaikan nilai tukar bisa kami jaga sesuai strategi kami," ujar Dony Saputra selaku 4W Marketing Director PT SIS.
Masih menurutnya, Suzuki tetap terus menstimulus pasar dengan menghadirkan berbagai model baru. "Diawal tahun kami melakukan penyegaran pada beberapa produk, Ertiga pada Januari 2020, Februari 2020 ada Suzuki XL7, dan sekarang ignis (April 2020-Red). Kami menstimulus terus market agar bisa merangsang pertumbuhan industri otomotif," tutup Dony.