Setelah melampaui berbagai kondisi akhirnya, Esemka resmi melenggang di jalanan Indonesia. Pabrikan yang berlokasi di Boyoali Jawa Tengah ini banyak disudutkan lantaran punya desain kembar dengan produk asal Tiongkok. Salah satunya adalah Bima yang bak pinang dibelah dua dengan Changan Star.
Apakah suatu hal yang wajar bagi sebuah pabrikan untuk mengkloning merek lain yang bahkan tidak ada sejarah yang melatar belakangi sebelumnya?
Bebin Djuana salah satu pelaku dan pemerhati otomotif nasional angkat bicara berkenaan dengan jiplak menjiplak dalam dunia otomotif.
“Hal ini pernah terjadi pada industri otomotif Jepang, Korea hingga Amerika. Ini merupakan tahap awal belajar yang tentu akan dilanjutkan dengan pengembangan produk di masa mendatang. Belajar dari Cina salahnya di mana?” tutur Bebin saat dihubungi, Sabtu (7/9).
Walau demikian Bebin mengatakan bahwa pekerjaan besar Esemka baru saja dimulai. “Bakalan butuh waktu untuk meyakinkan produk ini, terutama untuk keunggulan dan ketahanan produknya, namun tantangan itu harus dihadapi dan dilakukan. Hampir semua industri otomotif mengalaminya,” jelas pria yang pernah bergabung di brand Suzuki dan Hyundai ini. “Awal selalu tidaklah mudah dan keberanian untuk memulai perlu diapresiasi,” tegasnya.
Bebin menegaskan bahwa Esemka harus memiliki pemikiran jauh ke depan dengan melakukan pengembangan dan terobosan di berbagai lini dan tidak segera berpuas diri. Dengan berbagai inovasi baru dan kualitas bagus maka Esemka berpeluang besar untuk segera mandiri, keluar dari bayang-bayang Cina.
Kondisi kloning ala Esemka ini punya kesamaan kisah dengan yang yang dialami Nissan Motor.
Setelah perang dunia II berakhir, Nissan membutuhkan alih teknologi untuk mempercepat rekoveri akibat perang dan juga mengejar ketertinggalannya terhadap produk.
Nissan memutuskan untuk menggandeng Austin Motor Company dari Inggris Pada 1953 produk kerja sama keduanya pun meluncur dengan mengjipak habis-habisan Austin A40 Somerset. Austin ala Nissan ini hanya diproduksi untuk pasar domestic dan tidak pernah keluar dari Jepang.