Di berbagai daerah khususnya kota-kota besar di Indonesia, jenis transmisi manual mulai ditinggalkan oleh konsumen dan sebagian beralih ke transmisi otomatik ataupun CVT. Semua itu bermuara pada kepraktisan yang disajikan oleh transmisi matik, di mana pengemudi semakin dimanjakan hanya menginjak gas dan rem.
Namun, hal ini berbeda dengan daerah-daerah di luar pulau Jawa, seperti halnya propinsi Kalimantan Barat. Di daerah ini jenis transmisi manual masih menjadi raja dan pengguna transmisi matik hanya sekuku hitamnya saja.
“Daerah kami ini sebagian merupakan jalanan dengan kontur datar yang sebenarnya cocok dengan tipe transmisi matik, namun mindset masyarakat akan transmisi matik belum sepenuhnya terbentuk. Masih ada pendapat bahwa transmisi matik itu lebih rewel, mahal dan lebih ringkih,” jelasnya. “Hal ini salah satu yang menyebabkan penjualan kembali mobil dengan transmisi matik jeblog dan membuatnya jadi sepi peminat,” tambahnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan bahwa kurang pengetahuan mekanik mengenai jenis transmisi ini turut menyumbang keterpurukan. “Kalimantan Barat punya wilayah yang cukup luas, di mana mekanik-mekanik daerah, khususnya di wilayah yang jauh dari perkotaan relatif minim pengalaman tentang transmisi matik, sehingga pasarpun tetap memilih girboks manual sebagai pilihan,” tutupnya.