Datsun Cross tidak bisa disebut sebagai Low Cost Green Car (LCGC) karena dari segi harga saja sudah mencapai Rp 161,49 juta untuk transmisi manual dan Rp 173,99 juta untuk CVT. Namun banyak khalayak umum yang menilai Datsun Cross tidak berbeda jauh dengan saudaranya yang menyandang status LCGC tersebut, apalagi kalau bukan Go dan Go+ Panca.
Beberapa contohnya adalah jok depan yang tidak bisa diatur ketinggiannya, masih membawa model jok yang headrest-nya menyatu dan setir yang tidak bisa diatur sama sekali. Apakah ini dikarenakan masih satu basis dengan Datsun Go? Sehingga tidak dibenamkan fitur tilt steering untuk menghemat biaya produksi?
OtoDriver pun penasaran, kenapa Datsun tidak membenamkan fitur pengaturan jok atau tilt steering menjadi standar pada Cross? Mengingat banderol mobil ini sudah tergolong tinggi di kelasnya dan masuk di rentang kompetitior yang memiliki fitur tilt steering.
“Posisi duduk mobil sudah sesuai dengan rata-rata postur orang Indonesia. Pada saat study, posisi steering fix dirasa sudah sesuai dengan riset kami mengenai tinggi badan orang Indonesia rata-rata 165 cm sampai 170 cm,” jawab Anton Khristanto selaku Manager R&D PT Nissan Motor Indonesia saat kami hubungi.
Namun saat kami sempat mencoba crossover ini, rasanya nyaris tak ada bedanya dengan posisi mengemudi Datsun Go+ dan Cross. Padahal kru OtoDriver posturnya 169 cm, namun masih terasa kurang nyaman karena setir yang terlalu tinggi dan seolah jauh dari tangan jika jarak kaki disesuaikan dengan posisi yang seharusnya.