Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi kebutuhan bagi mayoritas masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi di kota-kota besar. Pun begitu dengan berkembangnya teknologi mobil masa kini juga membutuhkan bahan bakar yang berkualitas. Saat ini telah tersedia berbagai pilihan BBM yang terkadang membuat Anda bingung dalam memilih yang tepat, tak hanya itu banyak juga argumentasi yang beredar soal penggunaan BBM di masyarakat.
Untuk mengetahui mana yang sekedar mitos dan fakta sebenarnya, berikut kami sajikan Mitos dan Fakta seputar BBM.
Pendapat ini dapat dikatakan sepenuhnya benar, mengapa demikian? Suhu panas di negara tropis seperti indonesia pada siang hari menyebabkan BBM memuai, akibatnya akan menyebabkan meteran dispenser SPBU membaca volume BBM mengikuti jumlah yang memuai tersebut. Jika memungkinkan, kami merekomendasikan Anda untuk membeli BBM di malam hari karena suhu lebih rendah dan volume BBM kembali menyusut seperti semula, sehingga jumlah BBM yang Anda dapatkan lebih padat dengan total pembelian yang sama jika dibandingkan dengan siang hari.
2. Mengisi BBM hingga tangki penuh lebih irit daripada sedikit-sedikit
Rumor yang telah lama beredar ini juga dapat dikatakan setengahnya benar. Irit tidaknya konsumsi BBM mobil Anda bukan bergantung dari seberapa banyak kita mengisi tangki BBM mobil, tetapi lebih kepada cara berkendara dan pemilihan jenis BBM yang tepat sesuai spesifikasi mobil. Pengertian sebenarnya adalah ketika kondisi tangki mobil penuh, ruang kosong tangki akan menjadi lebih sedikit dan tidak menyisakan ruang bagi BBM untuk menguap. Lain halnya ketika kondisi tangki terisi hanya setengah, tangki mobil akan mendapat ruang kosong lebih banyak dan tentunya memberikan banyak kemungkinan menguapnya BBM dalam jumlah yang lebih besar.
3. Performa mesin dan efisiensinya akan meningkat saat menggunakan BBM dengan RON tertinggi
Pengertian di atas nampaknya harus segera diubah karena ini adalah pemahaman yang benar-benar salah. Hal penting yang perlu diketahui bersama tentang penggunaan BBM yang tepat adalah sebaiknya kita memilih BBM berdasarkan rasio kompresi mesin mobil yang kita miliki. "Ketika kita memilih BBM yang direkomendasikan untuk mesin yang rasio kompresinya lebih tinggi dari mobil yang kita gunakan, BBM ini tidak akan terbakar sempurna dan otomatis ada sisa pembakaran yang disebut residu," terang Indra Pratama, Officer Commercial Retail Fuel Marketing PT Pertamina Persero. Efeknya tentu energi yang dihasilkan dari pembakaran mesin tidak optimal, jarak tempuh justru berkurang atau lebih boros, dan residu berpeluang meninggalkan flek yang nantinya dapat menyebabkan mobil knocking atau biasa dikenal dengan istilah 'menggelitik'.
4. Kualitas BBM ditentukan oleh warna
BBM yang dijual oleh PT Pertamina Persero memiliki warna yang berbeda untuk membedakan jenisnya. Seperti Pertamax Biru, Pertamax Turbo Merah, dan lainnya. Namun, kebanyakan masrakat berpendapat bahwa kualitas BBM bisa dilihat dari warnanya. Perlu diketahui bahwa sedikit perbedaan warna pada BBM sejenis yang dijual pada SPBU yang berbeda tidak dapat menjadi acuan bahwa kualitasnya berbeda meski satu jenis, contohnya Pertamax yang dijual di SPBU A lebih biru dibandingkan SPBU B yang sedikit kehijauan. "Cara membedakan kualitas adalah dengan mengambil sampel sebanyak satu liter, lalu diuji dengan alat ukur untuk mengetahui berat jenis, suhu, hingga kandungan aditifnya untuk dicocokkan dengan tabel konversi yang telah tersedia sesuai standar Pertamina. Tiap jenis BBM memiliki berat jenis, suhu, dan kandungan aditif yang berbeda, sehingga mudah untuk mengetahui BBM tersebut kualitasnya jelek atau tidak," tutur Indra.
5. Mobil lama tidak digunakan = BBM menjadi basi
Pengertian yang salah kaprah kembali beredar soal BBM yang menjadi basi ketika mobil lama tidak dioperasikan. Sejatinya bukan BBM yang menurun kualitasnya dan menjadi basi dalam jangka waktu lama, tetapi lebih kepada terjadinya percampuran antara uap air yang terbentuk di tangki mobil dan merusak kandungan yang ada dalam BBM tersebut. "Kemungkinan BBM berkurang kualitasnya sangat sulit terjadi dan pihak Pertamina sudah melakukan penelitian. Meskipun dibiarkan selama satu bulan BBM tidak akan berkurang kualitasnya jika tidak tercampur uap air," tambahnya.
Foto: Budyandaka