Ada beberapa hambatan yang harus diatasi bagi pabrikan sebelum meluncurkan produk autonomous. Di antaranya adalah kendala hukum. Di luar masalah teknologi yang sedang dikembangkan, harus ada kejelasan tentang hukum yang mengatur bagaimana, dimana, dan kapan model kendaraan auto-pilot ini bisa legal berkeliaran di jalanan umum. Dan ini bukan perkara mudah.
Permasalahan yang akan muncul adalah; siapa yang akan bertanggungjawab bila terjadi kecelakaan bila terjadi saat mobil tanpa kendali sopir.
Beberapa pabrikan raksasa saat ini sedang berusaha memuluskan langkahnya untuk bisa mendapatkan izin beroperasi bagi mobil autonomous mereka. Volvo, Google, dan Mercedes-Benz mengatakan bahwa mereka akan menerima tanggungjawab penuh bila produk kendaraan autonomousnya mengalami dan menjadi penyebab kecelakaan.
CBS News melaporkan bahwa baik Google maupun Mercedes-Benz mengklaim mereka juga akan menerima tanggung jawab bila kendaraan tanpa sopir mereka kecelakaan. Mereka mau menerima itu karena yakin bahwa kecil sekali kemungkinan terjadi kecelakaan.
Saat ini, ada empat negara bagian AS yang memperbolehkan pengetesan kendaraan autonomous di jalan raya; California, Nevada, Florida dan Michigan. NHTSA (kemenhub AS) saat ini sedang mengkaji standarisasi yang baku untuk seluruh negeri. Kemungkinan nantinya setiap kendaraan akan diwajibkan untuk berkemampuan saling komunikasi.