Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy, mengatakan akan mengembalikan uang tanda jadi konsumen jika harga BR-V kemahalan. Hal itu untuk memberikan rasa adil kepada konsumen jika harganya tak sesuai perkiraaan. “Kalau naiknya lebih dari Rp 10 juta akan dikembalikan semua uangnya,” kata Jonfis.
Pengembalian itu, kata Jonfis, karena faktor nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS. Fluktuasi kurs itu juga diperkirakan akan mempengaruhi harga juga Honda di Indonesia. Namun Honda sudah memperkirakan fluktuasi itu dan memperkirakan perbedaan harga tidak akan lebih dari Rp 10 juta.
Saat diluncurkan Agustus 2015 lalu, Honda mematok BR-V dengan hara Rp 230 juta hingga Rp 265 juta. Jonfis mengatakan pengembalian uang muka itu dirasa cukup adil bagi konsumen. Sebab masyarakat sudah mempercayai produk Honda dan rela menyerahkan uang tanda jadi meski produknya baru akan diterima Februari 2016 nanti.
Sampai saat ini, BR-V sudah dipesan sebanak 1.600 unit meski belum sampai satu bulan diluncurkan. Angka itu melebihi ekspektasi Honda yang menargetkan angka 1.000 unit per bulan. Jonfis mengatakan Honda kemungkinan bisa menjual sampai 4.000 unit BR-V hingga akhir tahun nanti. “Sampai sekarang BR-V yang paling laku adalah varian tertinggi, Prestige,” kata dia.