Minyak rem merupakan komponen cair yang vital pada sebuah mobil. Kinerja rem sangat tergantung dengan cairan yang satu ini, oleh karenanya kondisi dan kualitasnya perlu selalu dipantau dan dijaga.
“Kita perlu melakukan penggantian minyak rem pada periode tertentu. Semisal tiap 20 ribu kilometer,” terang Tri Handoko dari CBX Workshop yang bermarkas di bilangan Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi ini. “Salah satu penyebabnya adalah material gycol yang memiliki sifat higroskopis (menyerap air). Hal ini sangat sensitif terlebih di daerah seperti Indonesia yang punya kelambaban tinggi,” terang pria yang pernah berkarir di dunia oil and gas ini.
“Kandungan air yang diserap oleh minyak rem ini dapat menurunkan titik didih minyak rem secara signifikan. Saat minyak mendidih maka sebagian menjadi uap air atau gas, sehingga tidak bisa dimampatkan untuk melakukan pengereman,” sambung modifikator yang banyak menangani mobil 4x4 ini.
Tri mengatakan bahwa sebaiknya saat kita membeli minyak rem sesuaikan dengan kebutuhan dan sebisa mungkin hindari menyimpan minyak rem sisa. “Kontainer botol minyak rem sebenarnya bukan tempat ideal untuk simpan minyak rem. Satu-satunya yang membuat minyak rem tidak terkontaminasi dalam botol tersebut yakni seal (segel) kedap udara yang harus dikoyak saat minyak rem dibuka dan digunakan,” tutupnya.
Jadi jangan simpan minyak rem sisa dan kemudian menggunakannya
d