Penggantian pelumas transmisi otomatik harus dilakukan secara periodik. Hal tersebut guna menjaga kinerja transmisi dengan tetap dalam kondisi prima dan mempertahankan performa mobil dalam kondisi terbaik.
Namun perlu diingat bahwa penggantian oli transmisi otomatik konvensional lebih rutin ketimbang transmisi CVT. Hal tersebut dikatakan oleh David selaku pemilik bengkel Dunia Usaha Motor di kawasan Tangerang Selatan.
Jika transmisi otomatik konvensional harus diganti setiap 20.000 km, transmisi otomatik CVT disarankan rutin mengganti pelumas setiap 30.000 km. Lantas mengapa demikian?
Hermas Effendy selaku pemilik bengkel Worner Matic di kawasan Tangerang Selatan, Banten, menjawab pertanyaan tersebut. “Transmisi otomatik konvensional memiliki friction clutch yang lebih banyak ketimbang CVT. Contoh transmisi AT 4 percepatan, friction clutch-nya ada 18 sampai 20 buah, sedangkan CVT hanya 8 sampai 10 buah saja,” ujar Hermas saat diwawancarai di BSD, Banten (1/8).
Sementara David juga menjelaskan hal senada, ini karena jumlah Friction Clutch yang berbeda pada masing-masing jenis transmisi. “Dengan jumlah friction cluth yang lebih banyak, otomatis jumlah kotoran yang dihasilkan semakin banyak,” sambungnya.
“Kalau di bengkel kami, disarankan setiap 20.000 km transmisi otomatik konvensional dikuras olinya, sedangkan CVT di 30.000 km,” tutup David.
Kendati demikian, pelumas transmisi CVT umumnya dipasarkan dengan harga yang lebih mahal ketimbang pelumas transmisi konvensional. Namun dengan jadwal penggantian yang berbeda, tentunya biaya perawatan kedua jenis transmisi ini tidak akan berbeda jauh.