Mungkin ini truk militer yang paling banyak ‘membintangi’ film perang. Wujudnya kuno dan kasar, namun faktanya truk berkode M35 ini merupakan dinosaurus yang masih hidup hingga saat ini.
Selain menjadi truk pengangkut barang dan pasukan, M35 dikenal juga bisa beradaptasi dengan berbagai tugas lainnya, mulai dari truk pengangkut bahan bakar, kendaraan komunikasi hingga digunakan juga sebagai kendaraan peluncur roket.
Dirunut dari sejarahnya, pengembangan M35 dimulai tahun 1949, hasil desain dari REO (Ransom Eli Olds) Motor Car Company. Kendaraan seri awal yaitu M34 segera digantikan M35 dalam misi militer. Perbedaan utama dari kedua seri tersebut adalah penggunaan enam ban pada M34 versus 10 ban di M35. Dari nama pembuat pertama inilah, kemudian truk ini pun sohor sebagai REO.
Truk ini dikenal dengan mesin multifuelnya yang sanggup menenggak solar, bensin, minyak tanah bahkan bahan bakar jet. Walaupun ada beberapa model yang hanya bisa menggunakan bensin, seperti REO Motors dan Studebaker bikinan 1951 hingga 1960. Selain itu ada pula memasang mesin gas lansiran Continental Motor Company yang dirakit oleh Curtis-Wright. Akan tetapi pada era 1994 hingga 1999, hadir dengan mesin diesel dari Caterpillar dan mengganti transmisi manual menjadi matik.
Pada perkembangannya truk ini diproduksi oleh berbagai pabrikan, mulai REO Motor Company, Kaiser, AM General, Ssangyong-KIA (Korea Selatan), dan Bombardier (Kanada). KIA menjadi produsen truk dengan spesifikasi setir kanan seperti halnya yang digunakan oleh tentara Indonesia saat ini.
Masuknya M35 dalam sejarah kemiliteran Indonesia, dimulai pada era 70’an, berasal dari bekas militer AS di Perang Vietnam, di era Menhankam/Pangab dijabat oleh Jenderal M. Jusuf. Ciri khasnya, menggunakan setir kiri. Berbeda dengan truk lisensi dari Korea Selatan yang setirnya di kanan.
TNI AD (Kopassus dan Kostrad), TNI AL (Marinir), TNI AU (Paskhas), dan Brimob Polri menggunakan M35 sebagai pengangkut personel ataupun untuk kegunaan lainnya. Versi kargo/angkut personel juga bisa digunakan sebagai penarik meriam (Howitzer) 105 mm dan meriam penangkis serangan udara S-60.