Forward Control merupakan nama lain dari Cabin Over Engine (COE) atau mobil dengan posisi mesin di bawah kabin. Hal ini jamak ditemui pada beberapa pikap di Indonesia seperti Mitsubishi L300, Suzuki Carry, Isuzu Traga dan lainnya.
Model ini dinilai kurang ideal bagi tipe jalanan di Amerika Serikat terutama berhubungan dengan safety, khususnya untuk kendaraan berukuran kecil.
Namun demikian, ternyata Amerika Serikat pernah punya beberapa COE light duty salah satunya adalah Jeep dengan Forward Control atau dikenal sebagai Jeep FC.
Kembali ke tahun 50-an, Willys Motor (kemudian diakusisi oleh Kaiser Jeep Corporation) tengah giat memperiapkan kendaraan serbaguna yang diperlukan semakin diperlukan pascaperang dunia. Salah satu rancangan Brooks Steven adalah konsep kendaraan tanpa moncong yang mampu menyuguhkan panjang bodi yang lebih ringkas namun tetap mampu mengangkut muatan yang banyak.
Konsep tersebut kemudian direalisasi pada 1956 dengan kehadiran sebuah pikap tanpa hidung (bonnet) dengan wajah khas Jeep dengan grill 7 lubangnya.
Di bawah kabinnya, Jeep FC mengandalkan mesin Hurricane F-Head dan Hurricane L-Head berkapasitas 2.199 cc yang dicomot dari CJ-5.
Sebagai pelopor kendaraan segala medan, Jeep FC sebagian besar diproduksi sebagai kendaran 4x4 dan sebagian kecil berupa kendaraan 4x2.
Dalam pengaplikasiannya, Jeep FC digunakan dalam skala luas, mulai dari militer hingga pihak sipil. Dan kendaraan ini segera mendapatkan perhatian dari pasar, karena mampu mengangkut beban dalam volume yang sama dengan jenis kendaraan berhidung yang lebih umum, namun dengan panjang keseluruhan yang lebih ringkas.
Tetapi, permasalah muncul terutama distribusi bobot yang kurang baik. Hal ini dikarenakan oleh penggunaan gardan solid pada bagian depan yang menyebabkan juga handling kendaraan menjadi kurang sempurna. Hal ini yang membuat Jeep ini semakin dijauhi konsumen, di mana konsumen berpindah kembali pada pikap jenis normal control (kendaraan dengan hidung/bonnet).
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Kaiser-Jeep yang mengambil alih Willys Motor Company pada 1963 menyoroti perkembangan tersebut dan dengan berbagai pertimbangan kemudian pada 1964 produksinya dihentikan.
Selama masa produksinya, kendaraan ini telah dibuat sebanyak 30 ribuan unit di Amerika Serikat. Akan tetapi langkah FC tidak terhenti di situ, sejumlah perusahaan seperti Mahindra (India) dan Viasa (Spanyol) meneruskan produksinya, dengan memperoleh lisensi.
Mahindra memproduksi FC series hingga 1999, sedangkan Viasa lebih dulu berhenti pada 1987.