Warna kuning identik dengan warna yang digunakan oleh bus sekolah, termasuk di Indonesia.
Sebenarnya tidak ada kesepakatan khusus untuk menggunakan warna ini sebagai indentitas bus sekolah. Namun semuanya murni merupakan suatu bentuk tradisi yang akhirnya diikuti seluruh penjuru dunia.
Asal muasal bus sekolah berwarna kuning, bermula pada April 1939 di Amerika Serikat. Saat itu, Rockefeller Foundation mengucurkan dana sekitar 5.000 dollar AS untuk melakukan penelitian tentang sarana transportasi sekolah di AS.
Frank Cyr, seorang professor di Universitas Columbia dipercaya untuk melakukan riset di 10 negara bagian AS berkenaan dengan trasportasi sekolah. Hasilnya, ditarik kesimpulan bahwa transportasi sekolah cukup menyedihkan dan bus umum yang tersedia pun tak kalah mengenaskan.
Cyr kemudian melihat kebutuhan untuk memperbaiki kualitas transportasi bus sekolah ini dan mengadakan konferensi bersama pejabat sekolah dan juga ahli transportasi.
Warna, tinggi, dan lebar serta aturan keselamatan transportasi sekolah pun jadi pembahasan dalam konferensi tersebut. Kemudian disepakati bahwa bus sekolah menggunakan warna kuning yang disebut sebagai National School Bus Glossy Yellow. Warna tersebut dinilai punya memiliki visibilitas yang tinggi. Selain itu, dianggap mudah terlihat ketika pagi hari saat masih gelap atau sore saat matahari mulai terbenam.
Pemilihan warna tersebut kemudian dijalankan di 10 negara bagian dan tak lama kemudian disusul penggunaannya di 35 negara bagian hingga utuh seluruh negara bagian di Amerika pada akhir 40-an.
Sebelumnya bus sekolah menggunakan warna kuning, merah dan biru mengikuti warna bendera AS.
Frank Cyr pun dijuluki sebagai "Bapak Bus Sekolah Kuning". Dan warna inilah yang melekat hingga sekarang dan diikuti oleh hampir bus kota di penjuru dunia.
