Status Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang semakin vital, membuat PT Angkasa Pura II merasa perlu memiliki pos komando berjalan atau mobile command post (MCP) yang bersifat taktis dan bisa dioperasikan sewaktu-waktu untuk mengendalikan operasional bandara saat dalam kondisi darurat, seperti peristiwa kecelakaan penerbangan atau insiden lainnya. Bus berkelir kuning garapan Karoseri Nusatara Gemilang, Kudus, ini dilengkapi peralatan canggih di dalamnya.
Bus MCP ini cukup bongsor dan memiliki ruang kabin yang sangat lega untuk berbagai keperluan, karena memiliki panjang total sekitar 13,5 meter. Bus dibangun dengan platform Mercedes-Benz OC 500RF 2542 berpenggerak 6x2.
Karoseri Delima Mandiri merancang bus komando ini layaknya kantor pusat kendali dan kabinnya bisa dimekarkan ke samping untuk mendapatkan ruang lebih luas. Di dalam bus ini disematkan beragam perangkat teknologi dan komunikasi canggih hingga layar monitor untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam kondisi darurat.
Dalam operasionalnya, MCP bisa digunakan Komandan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Komandan Kepolisian dan Keamanan Bandara, Koordinator Kesehatan, Koordinator Transportasi dan Kepala Forensik membuat koordinasi untuk pengambilan keputusan.
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, kehadiran MCP membuat manajemen Bandara Soekarno-Hatta bisa tangkas merespons setiap terjadi kondisi darurat di lapangan. Dia menegaskan, bus MCP akan langsung bisa diaktifkan saat terjadi kondisi darurat. Secara berkala bus ini juga diaktifkan untuk kebutuhan latihan tanggap darurat.
"Dengan MCP ini seluruh personil bisa melakukan penanggulangan keadaan darurat menjadi lebih cepat sehingga operasional bandara juga dapat cepat normal kembali,” katanya.