OTODRIVER - Salah satu isu yang hangat diperbincangkan terkait mobil listrik adalah battery waste alias pengolahan baterai, saat mobil listrik sudah paripurna dalam tugasnya.
Beberapa pabrikan EV sepertinya punya strategi saat menghadapi ledakan limbah baterai EV yang diperkirakan akan terjadi sekitar 10 tahun mendatang.
Salah satunya pabrikan yang sudah mengantisipasi hal tersebut ialah BYD yang sudah memikirkan langkah-langkah dalam menghadapinya.
Head of Marketing, PR & Government Relation BYD Indonesia, Luther Panjaitan saat ditemui Otodriver beberapa waktu silam memberikan skenario penanganan limbah baterai dan akhir perjalanan baterai.
“Baterai EV tidak serta merta langsung rusak dan sepenuhnya jadi limbah. Berbicara mengenai baterai tak lepas dari perihal battery health. Sebuah baterai dikatakan sudah waktunya untuk dipensiunkan dari EV setelah melewati batas kelayakannya. Semisal battery healthnya sudah di bawah 70% sehingga tak lagi efisien digunakan sebagai sumber tenaga EV,” terang Luther.
“Salah satu cara pengolahannya adalah dengan cara reuse alias digunakan kembali dalam aplikasi lain seperti baterai penyimpanan daya pada solar cell dan ataupun bahan keperluan lain,” jelasnya.
Lebih jauh lagi Luther memberi gambaran bahwa pengolahan limbah baterai ini boleh dikatakan masih dinamis alias bisa berubah mengikuti perkembangan dan teknologi ke depannya.
“Teknologi pengolahan baterai sangat mungkin masih terus berkembang dari apa yang kini kita prediksikan saat ini,” imbuhnya.
Lalu apakah pabrikan akan turut mengambil peran dalam penanganan battery waste ini?
Kembali lagi pria dengan ciri rambut berkucir ini mengatakan, ke depannya BYD sangat mungkin untuk terjun dalam pengelolaan baterai ex EV ini. “Bagaimanapun ini akan menimbulkan bisnis baru,” sambungnya.
Ia juga menggambarkan bahwa saat ini pun sudah ada private company yang mengkhususkan diri untuk mengelola management limbah baterai. (SS)
#baterai-ev #battery-waste #pengolahan-baterai #byd-bikin-pabrik-limbah