OTODRIVER – Viral di media sosial konsumen pengguna Tiggo 8 CSH mengeluhkan sistem pendingin udara yang kurang maksimal. Mobil keluaran terbaru ini diklaim mengalami masalah AC.
Tak hanya itu, ramai diberitakan jika pemilik berinisial S mengeluarkan pernyataan pada grup Facebook Pemilik Chery mengenai beberapa keluhan. Keluhan yang dilontarkan, di antaranya AC mendadak tidak dingin, transmisi jump shift, mesin berisik, hingga gejala stalling atau mati mendadak ketika dikendarai.

Menanggapi hal tersebut, PT Chery Sales Indonesia (CSI) memberikan pernyataan secara detail mengenai kronologi serta gaya berkendara yang dilakukan oleh pemilik mobil.
“Kami membeberkan hasil ini tidak bertujuan untuk menyalahkan atau menyudutkan salah satu pihak, tetapi kami ingin memberikan klarifikasi berdasarkan apa yang kami temui,” ujar Reza Deniar, Head of Aftersales PT Chery Sales Indonesia (CSI) dalam presentasinya, Rabu (24/9).
Berdasarkan data yang dirilis, sang pemilik terpantau kerap memacu mobil dengan kecepatan tinggi lalu menurunkannya secara drastis, bahkan dilakukan berulang kali. Pola tersebut membuat baterai Tiggo 8 CSH bekerja ekstra hingga suhunya naik ke kisaran 40–45 derajat Celsius.
Akibat panas berlebih ini, sistem pendingin yang seharusnya mengalir untuk mesin malah otomatis dialihkan ke baterai. Dampaknya, kinerja AC jadi tidak maksimal dan terasa kurang dingin persis seperti yang dikeluhkan konsumen saat perjalanan tol dari Jakarta menuju Surabaya.
“Terkait AC tidak dingin, kami melihat adanya akselerasi mendadak dengan kecepatan tinggi. Pendinginan yang mestinya fokus ke mesin akhirnya tersedot untuk mendinginkan baterai,” jelas Reza dari pihak Chery.
Lebih lanjut dijelaskan, proses cooling down yang idealnya menurunkan suhu baterai tidak sempat terjadi. Justru baterai kembali dipaksa bekerja, membuat suhunya tetap tinggi dan berimbas pada performa pendingin kabin.
Selain soal AC, Chery juga memaparkan alasan di balik insiden mobil yang mati mendadak. Dari data yang terekam, kondisi tersebut muncul karena unit kehabisan suplai, baik dari bensin maupun baterai.
“Terjadinya mati mendadak karena bahan bakar dan baterai sama-sama sudah habis. Saat baterai dimaksimalkan, sistem tidak bisa melakukan shifting kembali ke bensin, sebab memang sudah tidak ada cadangan. Jadi mobil tidak cukup tenaga untuk tetap berjalan,” tambah Reza.
Dari hasil investigasi, terlihat jelas gaya berkendara konsumen terbilang agresif dan tidak konstan. Kombinasi pola mengemudi tersebut dengan kondisi bahan bakar yang minim membuat Tiggo 8 CSH akhirnya tidak bisa melanjutkan perjalanan. (AW)








