OTODRIVER - VinFast pekan ini (15/12) meresmikan fasilitas produksi kendaraan listrik di Subang, Jawa Barat.
Pabrik tersebut berada di komplek industri milik VinFast dengan luasan 171 hektar. Pengembangan bertahap dengan investsasi total lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara Rp16 triliun.
Pada fase lanjutan, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 350.000 unit kendaraan per tahun, untuk memenuhi permintaan pasar domestik sekaligus membuka peluang ekspor.
Untuk tahap pertama yang diresmikan, pihak VinFast sudah membenamkan investasi lebih dari 300 juta dolar AS. Kapasitas terpasangnya untuk tapah awal sebanyak 50.000 unit per tahun.
Fasilitas ini dilengkapi lini produksi terintegrasi berstandar internasional dengan tingkat otomasi tinggi dan teknologi canggih. Area produksi mencakup body welding (pengelasan bodi), painting (pengecatan), assembly (perakitan), pusat inspeksi kualitas, serta gudang logistik.
CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, dalam penjelasannya menegaskan posisi Indonesia sebagai wilayah yang termasuk dalam rencana jangka panjang perusahaan yang mulai masuk ke industri otomotif tahun 2017 itu.
Komplek industri tersebut diklaim sebagai salah satu ekosistem kendaraan listrik paling terintegrasi di Indonesia.
Ambisi itu dicanangkan dengan rencana lanjutan untuk membangun area khusus berupa kawasan industri pemasok. Keberadaannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan VinFast namun juga bisa jadi pusat pengembangan pemasok dan pelaku industri lokal yang berkaitan dengan elektrifikasi.
Komplek industri kendaraan listrik itu bagi perusahaan yang berkantor pusat Hanoi, Vietnam, itu merupakan pabrik keempat secara global. Juga menjadi yang pertama Indonesia dan Asia Tenggara di luar Vietnam. Nantinya akan melibatkan sampai 15 ribu karyawan.


TKDN terus ditingkatkan secara signifikan
Pabrik yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, tersebut diproyeksikan bisa mendorong penambahan TKDN atas produk VinFast lebih dari 40 persen di tahun 2026.
Secara berkala, TKDN akan mencapai besaran 60 persen pada tahun 2029, dan 80 persen mulai tahun 2030.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemantoro, memungkaskan bahwa keberadaan wilayah industri kendaraan listrik terpadu itu sebagai bukti untuk menepis anggapan bahwa masuknya VinFast ke Indonesia semata untuk memperoleh insentif kendaraan listrik dari pemerintah Indonesia.
Nantinya pabrik baru itu jadi salah satu basis produk VinFast setir kanan seperti; VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7. (EW)











