OTODRIVER – Honda resmi merilis HR-V e:HEV di Indonesia. Dengan ini, PT Honda Prospect Motor (HPM) genap memiliki 4 model hybrid di tanah air.
Lantas, mengapa kini pabrikan Jepang ini fokus di pasar mobil elektrifikasi dengan basis hybrid? Yusak Billy selaku Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM menjelaskan hybrid sendiri memiliki banyak jenis dan teknologi hybrid yang dimiliki Honda cocok digunakan oleh konsumen di Indonesia.
“Jadi hybrid itu ada banyak ya, ada Mild Hybrid, ada Plug-in Hybrid, dan ada juga Strong Hybrid dan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau e:HEV itu electric first yang didukung oleh motor bensin,” jelasnya saat diwawancarai oleh media pada kesempatan test drive Honda HR-V e:HEV di Anyer Banten, Selasa (10/6).
Masih menurutnya, hybrid sendiri dianggap cocok karena tidak merubah kebiasaan berkendara dibandingkan sebuah mobil bermesin bensin konvensional.
“Jadi itu sangat efisien dan tidak merubah kebiasaan berkendara. Kalau PHEV harus nyolok, kalau Mild Hybrid hanya Start Stop Engine dan assist saja,” tambahnya.
Billy menyimpulkan bahwa hybrid berjenis Strong Hybrid yang paling nyaman digunakan di Indonesia saat ini dibandingkan jenis elektrifikasi lainnya.
“Hybrid punya kelebihan banyak, yang penggemar BEV banyak juga, jadi konsumen bisa memilih. Tapi menurut kami hybrid lebih nyaman digunakan dibandingkan elektrifikasi lainnya untuk saat ini,” tutupnya.
Meski gencar memasarkan teknologi hybrid-nya di Indonesia, namun Honda Indonesia sendiri punya satu model dengan penggerak listrik murni, yakni e:N1. Model satu ini diterapkan skema berlangganan dengan biaya sekitar Rp 22 juta/bulan. (AW).
