OTODRIVER – Untuk cegah terulangnya kelangkaan BBM non subsisid di SPBU swasta, pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah minta badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta segera mengajukan kuota kebutuhan impor BBM 2026.
Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dwi Anggia, dalam keterangannya pekan lalu (26/9) juga menegaskan bahwa untuk pemenuhan kebutuhan BBM di tahun depan masing-masing badan usaha dapat mengimpor sendiri kebutuhan BBM mereka untuk operasional SPBU pada 2026.
Pihak ESDM, menurut Anggia yang dikutip dari Antara, bahwa di bulan Oktober 2025 pihak penyedia BBM untuk SPBU swasta sudah mengajukan kebutuhan impor BBM mereka untuk operasional 2026 kepada Kementerian ESDM.
Disebutkan juga oleh Anggia, BBM yang diimpor oleh Pertamina untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta sudah tiba di Indonesia pekan lalu (24/9).
Vivo serap 40 kiloliter BBM Pertamina
Dalam kesempatan terpisah, pihat Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) sudah sepakat untuk melakukan proses business to business dengan Pertamina.
Dari kesepakatan, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, menurut itu akan diserap 40 ribu barel BBM dari 100 ribu barel kargo impor yang ditawarkan.
Lebih lanjut Roberth menambahkan, seperti juga dikutip dari Antara (27/9) mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku di BUMN.
Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.
Sementara itu untuk empat entitas penyedia BBM untuk SPBU swasta lainnya, hingga saat ini masih berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing. (EW)









