OTODRIVER - Chery meluncurkan Exeed Sterra ET di China, dan dipersenjatai dengan mesin hybrid yang diklaim memiliki jarak tempuh hingga 1.500 km, berkat teknologi baterai baru dari CATL.
Seperti diberitakan Drive, Exeed Sterra ET adalah kendaraan produksi pertama di dunia yang menggunakan teknologi baterai litium fosfat (LFP) generasi baru dari CATL, produsen baterai terbesar di dunia.
Teknologi ini memungkinkan SUV besar ini memiliki jarak tempuh bahan bakar yang jauh untuk menyaingi SUV bertenaga diesel dengan ukuran yang sama. Dibangun di atas platform listrik E0X Chery yang baru, Exeed Sterra ET memiliki panjang 4.995 mm dengan jarak sumbu roda 3.000 mm dan lebar 1.500 mm.
Ukurannya mirip dengan Mazda CX-70 hybrid yang akan tiba di Australia akhir tahun ini, namun lebih kecil dari SUV Tiggo 8 milik Chery sendiri.
Dua versi Sterra akan ditawarkan di pasar China, keduanya menggunakan baterai baru. Versi baterai-listrik serta 'EREV', yang merupakan singkatan dari 'Extended Range Electric Vehicle'. EREV menggunakan mesin bensin dan motor listrik, namun mesin bensin hanya digunakan untuk mengisi ulang paket baterai - bukan untuk menggerakkan roda seperti pada kendaraan hybrid bensin konvensional.
Sementara Sterra yang hanya bertenaga listrik memiliki jarak tempuh 400 km, Sterra EREV diklaim memiliki kemampuan 1.500 km sebelum harus mengisi bahan bakar.
Sebagai gambaran, jarak tersebut lebih dari cukup untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Lombok, dan dengan mudah dapat menempuh perjalanan sejauh sekitar 1.332 km antara Jakarta dan Lombok.
SUV Chery menggunakan mesin bensin 1.5L empat silinder turbocharged yang menghasilkan 195kW/324N untuk mengisi daya baterai 32 kWh, dengan teknologi 400 volt yang menggerakkan dua motor listrik. (AB)