Konversi kendaraan listrik kini menjadi pilihan banyak orang, namun tak hanya untuk motor saja kini penggunaan mobil juga beralih untuk mengkonversi kendaraan berbasis bahan bakar ke menggunakan baterai.
Namun demikian pemain mobil konversi masih tergolong minim di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan harganya yang masih tinggi.
"Harganya memang masih tinggi, jadi mungkin peminatan juga masih rendah," kata Arif, Kepala Teknis Petrik Bike, kepada OtoDriver.com baru-baru ini.
Lebih lanjut Arif mengatakan harga yang melambung tinggi dikarenakan harga baterai. Bahkan, untuk melakukan konversi ke listrik untuk baterai harus menggelontorkan biaya 1/3 dari total keseluruhan.
"Biaya baterainya yang masih mahal, padahal Indonesia punya sumber dayanya tapi belum dimaksimalkan," tambahnya.
Untuk membuat mobil konvensional ke elektrifikasi menurut Arif membutuhkan tiga komponen penting, mulai dari baterai, dinamo hingga kontroler.
"Jadi kalau mau jarak tempuh yang jauh itu baterainya juga besar, alhasil harganya juga akan melambung tinggi, misalnya jarak tempuh Jakarta-Bandung itu membutuh baterai yang besar," paparnya.
Seperti diketahui Pemerintah secara resmi memperbolehkan kendaraan bermotor roda empat berbahan bakar minyak atau pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) untuk dikonversi jadi mobil listrik alias battery electric vehicle (BEV).
Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 15 tahun 2022 tentang Konversi Kendaraan Bermotor selain Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
#konversi-mobil-listrik #mobil-listrik #bahan-bakar #baterai #kendaraan-listrik