Berbagai produk mobil listrik asal Cina begitu deras memasuki pasar otomotif dunia, tidak ketinggalan juga di Indonesia. Bisa dibilang ancaman kendaraan listrik pabrikan asal China ini cukup serius.
Hal ini diungkapkan CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pesaing terbesar pembuat mobil kendaraan listrik akan datang dari China, bukan Amerika Serikat, Jepang, atau Korea Selatan.
"Jika saya menebak, mungkin beberapa perusahaan dari China adalah yang paling mungkin berada di urutan kedua setelah Tesla," ujar Musk dikutip dari Carbuzz, Senin (30/1).
Ia menyebutkan, bahwa terdapat merek pembuat mobil China terus berkembang antara lain termasuk Xpeng, Aito, dan BYD. "pembuat mobil China agresif menuju elektrifikasi dan pengembangan teknologi terkait," papar Musk.
Dari data Asosiasi Mobil Penumpang China, mereka menjual 5,67 juta EV dan plug-in pada tahun 2022. Di AS, hanya 918.464 plug-in yang terjual tahun lalu. Terlebih, ketergantungan Tesla pada China sangat jelas: Tesla memproduksi lebih dari 710.000 kendaraan di Shanghai Gigafactory yang bekerja keras tahun lalu, yang berarti sekitar 52% dari produksi globalnya.
Sementara itu, produsen mobil Amerika akhirnya mendekati titik produksi EV yang konsisten dan massal, tetapi butuh beberapa tahun untuk mengejar ketinggalan.
Di Indoensia sendiri mobil listrik China yaitu Wuling Air ev sukses menjadi mobil listrik terlaris di Indonesia sepanjang 2022. Kendaraan berdimensi mungil itu terjual 8.053 unit atau nyaris lima kali lipat lebih banyak dari Hyundai IONIQ 5 di urutan kedua
Namun di Indonesia, produk mobil asal China pernah juga mengalami keterpurukan. Produk asal China yaitu Chery QQ, pada tahun 2009-2010 penjualannya tidak tembus 1.000 unit di Indonesia. Mobil asal China ini tidak laku di pasar tanah air disebabkan kualitas produk yang buruk.