Jeep merupakan brand Amerika yang mampu bertahan di antara gempuran merek Jepang dan Eropa di Indonesia. Salah satu yang membuat ikatan kuat antara pengguna dan brand yang kini menjadi personil Stellantis Group ini adalah, imej maskulin dan gahar sejak zaman Willy's.
Itulah, mengapa model yang disodorkan pabrikan asal Toledo, USA ini didominasi oleh Jeep Wrangler. Hal ini pun terjadi di pasar Indonesia.
“Penjualan Wrangler di Indonesia menguasai sebanyak 92% dari produk Jeep yang dijajakan,” tutur Dhani Yahya, COO PT DAS Indonesia Motor saat ditemui OtoDriver, Senin (14/11).
Tentu merupakan pencapaian tersendiri bagi Wrangler, namun 'PR’ bagi Jeep secara umum. Kondisi ini yang menjadi tantangan PT DAS untuk lebih mengenalkan brand Jeep bukan hanya sebagai kendaraan jagoan off-road, tapi proper juga bila digunakan untuk kendaraan harian. Bahkan jika dilihat dari portfolio produk yang ada, Jeep merupakan brand yang cukup kuat untuk bertarung di segmen premium.
Markondez
Model seperti Grand Cherokee atau bahkan tipe supermewah, Grand Wagoneer, mampu mengambil hati market khususnya di Amerika Utara. Kehadiran jenis yang lebih mewah ini dapat mengejar ‘gap’ terhadap Wrangler.
Kondisi serupa bisa saja berlaku di Indonesia, dan nampaknya APM di Jeep di Indonesia melakukan reposisi brand yang lebih siap bertarung di segmen premium bertarung dengan Mercedes-Benz, BMW, Audi ataupun Lexus.
“Memposisikan diri di segmen premium sekaligus memperkenalkan model-model baru ataupun top model dari Jeep. Ke depannya kami akan lebih menekankan penjualan pada non-Wrangler. Misal selain Compass, akan hadir Grand Cherokee. Lalu menyusul Commander 4x2 (FWD) dan 4x4,” ungkap Dhani.
Bahkan jika model setir kanan sudah tersedia untuk Wagoneer dan Grand Wagoneer tidak menutup kemungkinan akan hadir menyapa pasar Indonesia.