Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan pertalite diprediksi akan mengalami kenaikan. Sinyal kenaikan harga BBM tersebut kareba pemerintah sudah tak sanggup menambah subsidi untuk kedua jenis BBM tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan virtual mengatakan rencana kenaikan harga BBM ini akan disampaikan Presiden Joko Widodo.
"Menaikkan harga Pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan juga itu solar, modeling ekonominya (hitung-hitungan) sudah dibuat. Nanti mungkin minggu depan Pak Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini," ujar Luhut melalu keterangan yang disiarkan virtual, Jumat (19/8).
Dikabarkan juga Pertalite disebut-sebut akan naik menjadi Rp 10.000 per liter, atau meningkat Rp 2.350 dari posisi saat ini Rp 7.650 per liter. Menurut catatan pemerintah, subsidi energi tahun ini diperkirakan bengkak Rp502 triliun dari proyeksi awal Rp170 triliun.
Hal yang terjadi dari kenaikan harga BBM ini bagi industri otomotif mungkin, orang akan mengganti mobil mereka ke mobil listrik. Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy memprediksi mobil dengan keunggulan irit bahan bakar akan semakin dilirik masyarakat apabila harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan.
"Konsumen akan semakin lebih pintar dalam memilih produk-produk apa yang kira-kira akan cocok di dalam kondisi BBM yang mahal, ya pasti kan memilih mobil yang irit," ujar Anton di ICE BSD dalam GIIAS 2022.
Ia juga menambahkan, kenaikan BBM tersebut dipastikan industri otomotif akan mengalami penurunan dan masyarakat diyakini akan semakin selektif dalam memilih kendaraan, terutama dalam mempertimbangkan keiritan bahan bakar.