Honda siap merealisasikan investasi senilai Rp 5,1 triliun di Indonesia khusus untuk roda empat mulai dari 2019 ini sampai 2023. Dalam laporan kami sebelumnya disebut bahwa dana investasi ini bukan untuk pengembangan atau riset mobil listrik. Lantas untuk apa?
"Itu untuk pengembangan model, lokalisasi - pendalaman industri (Tingkat Kandungan Dalam Negeri). KBH2 (LCGC) kami kan sudah 89 persen TKDN-nya tapi kami terus fighting supaya membuat cost itu kompetitif caranya dengan pendalaman lokalisasi," seru Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (24/11).
Maka dari sini bisa dipastikan model LCGC Honda, yakni Brio Satya, akan digenjot untuk memiliki kandungan lokal yang semakin tinggi. Hal ini ada kaitannya dengan perubahan harmonisasi skema Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor. Dalam PPnBM yang akan diterapkan pada 2021, LCGC seperti Brio Satya akan kena pajak 3 persen.
Foto: Adit
"Maka kami harus compete lah. Bagaimana caranya untuk compete? Ya local content harus banyak. Kita selalu ikuti terus kewajiban yang diberi pemerintah dalam aturan KBH2. Kita ikuti terus sampai harga kita compete, volume banyak, kita bisa terapkan juga di Mobilio dan BR-V hingga kita bisa ekspor juga," imbuh Yusak yang kami temui di Kemayoran, Jakarta.
Selain untuk meningkatkan kandungan lokal, kucuran Rp 5,1 triliun juga disebut untuk pengembangan model baru. Lantas model baru apa yang dimaksud? Walau pihak Honda belum bisa menjawab pertanyaan ini, namun bisa ditebak model baru tersebut lahir di Indonesia dengan tingkat kandungan lokal yang cukup tinggi.