Peraturan Presiden tentang mobil listrik telah ditandatangani Presiden Joko Widodo. Dengan ditandanganinya Perpres Mobil Listrik ini maka harusnya para pelaku industri atau pihak pabrikan akan dengan mudah merancang, membuat dan menjual mobil listrik di tanah air.
Pada ajang GIIAS 2019 lalu, berbagai APM memamerkan model-model mobil listriknya. Salah satunya adalah merek asal Cina yang sudah eksis berbisnis di Indonesia, yakni DFSK dengan Glory E3-nya.
Meski belum diluncurkan, namun pihak DFSK mengklaim bahwa mobil listriknya ini mendapatkan respon yang positif dari masyarakat.
“Pada ajang GIIAS 2019 lalu, kita sudah hadirkan lini produk terbaru kita, yakni Glory E3. Kita mendapatkan respon yang positif dari pasar,” ujar Alex Pan, Director of Sales Centre PT Sokonindo Automobile saat diwawancarai di Sukabumi (20/8).
Meski skema insentif mobil listrik sudah disetujui oleh orang nomor satu di Indonesia, namun pihak DFSK ternyata tak terburu-buru untuk memasarkan mobil ramah lingkungannya tersebut. Alex mengaku masih mengamati pasar akan kebutuhan mobil tersebut.
“Tentunya kedepannya pasti ada pameran mobil listrik dan kita pasti akan berpartisipasi sambil menunggu respon-respon positif dari pasar,” tambah Alex.
Glory E3 mengandalkan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 163 ps dan torsi 300 Nm. Tenaga penggerak motor listrik ini bersumber kepada baterai listrik berkapasitas 52,5 kWh, dan sanggup menempuh jarak hingga 405 Kilometer dalam kondisi full baterai.
Jika segera dijual maka bukan tak mungkin DFSK E3 bisa menjadi SUV bermesin listrik murni alias BEV (battery electric vehicle) pertama yang dipasarkan di Indonesia melalui keagenan resmi alias APM.