Scania terbukti salah satrategi dan salah berhitung ketika mencoba menggarap pasar kendaraan komersial di India yang terkenal sangat ketat persaingannya. Mereka salah menganalisis pasar. Penjualan bus yang menyasar segmen pasar premium di India, kenyataannya jeblok. Sementara mereka terlanjur mendirikan pabrik perakitan bus dan karoseri bus di negara ini sejak 2013.
Kegagalan Scania di pasar bus di India diakui orang nomor satu Scania, yang baru saja diangkat, Petr Novotny. Dalam wawancara dengan ETauto.com akhir pekan lalu (3/3/2019), Petr mengatakan, kini perusahaannya mengubah strategi dengan fokus memasarkan truk premium. Pihaknya akan memanfaatkan kapasitas terpasang pabrik perakitan kendaraannya di India untuk merakit truk Scania untuk pasar lokal.
Penunjukan Petr Novotny sebagai managing director Scania India ini seolah juga menepis dugaan dan spekulasi yang berkembang selama ini bahwa Scania akan mengikuti jejak MAN Trucks and Bus yang memutuskan hengkang dari India dan menjual seluruh aset pabriknya kepada perusahaan lokal Force Motor, setelah gagal menggarap pasar di sini. MAN resmi menghentikan kegiatan bisnis kendaraannya di India tahun 2018 lalu.
"Kami sekarang sedang memulai perjalanan baru. Fokus kita ke depan adalah meraih pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan. Itu berarti kami tidak akan mengejar keuntungan pasar semata. Fokus kami adalah menciptakan nilai penjualan demi menciptakan kemitraan jangka panjang dengan pelanggan kami di India," ujar Petr.
Scania resmi masuk pasar India dengan mendirikan basis manufaktur lokal pada 2013. Namun bisnis ini batal lepas landas akibat kegagalan dalam penjualan bus. Pabrik bus Scania di India resmi tutup tahun 2018 kemarin karena permintaan bus premium yang terus merosot.
Novotny menilai hal tersebut terjadi akibat manajemen keliru mengkalkulasi permintaan pasar. Namun dia menegaskan, saat ini dan ke depan, Scania berkomitmen terhadap penyediaan truk untuk pertambangan. Dia melihat, truk di segmen ini, yakni truk tambang high end off road akan menjadi andalan penjualan Scania di tahun-tahun mendatang.
Dia yakin, kapasitas terpasang pabrik Scania di India saat ini yang mencapai 1.200 unit dalam satu shift kerja atau 2.400 unit dalam dua shift kerja per tahun akan bisa meraih titik impas untuk mengembalikan investasi yang sudah ditanam Scania di India. Meskipun pabrik perakitan bus telah ditutup, pihaknya akan tetap memafaatkan mempertahankan keberadaan fasilitas perakitan tersebut sebagai antisipasi jika kelak permintaan pasar India terhadap bus premium kembali menggeliat.
Scania menjual sekitar 1.200-1.500 unit kendaraan setiap tahun di India. Namun Scania tidak membagikan angka penjualannya kepada asosiasi produsen kendaraan India, Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), seperti GAIKINDO di Indonesia. Petr juga menambahkan, Scania juga sedang mempelajari peluang memasarkan truk untuk angkutan kargo jalan raya untuk merespon pertumbuhan sektor infrastruktur India.