Meski sudah resmi dioperasikan, Jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II (Elevated) masih belum dioperasikan secara komersial alias belum ada tarifnya. Hal tersebut menjadi keuntungan untuk pengelola 'menyempurnakan' tol sepanjang 38 km tersebut.
Dikatakan Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, belum adanya tarif untuk tol Cikampek elevated tersebut sama saja dengan masa percobaan untuk melihat apa-apa kekurangan yang ada dan dapat memperbaikinya.
Apalagi menurutnya tarif Rp 0 itu diberlakukan jelang libur Natal dan Tahun Baru (NATARU 2019), ditambah mulai masuknya musim hujan. Tol Japek sendiri masih belum ditarifkan dari 15 Desember mendatang sampai libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
"Pertama, dapat mempelajari perilaku pengguna tol. Kedua, dapat memeriksa kondisi saluran air yang sudah terpasang, apakah saat hujan, dapat menampung dan menyalurkan air hingga ke arah yang sudah dipasang dan tidak terjadi kebocoran atau sumbatan sepanjang saluran itu," tutur Djoko
Lanjut Djoko memaparkan, proses penyempurnaan tersebut diperkirakan memakan waktu 1-2 bulan. Menurutnya hal tersebut sangat penting mengingat sepanjang jalan tidak ada on off ramp dan rest area.
"Jalur untuk penyelematan emergency juga harus dibangun, berupa tangga turun di delapan lokasi yang dekat dengan loksi putar balik atau U Turn. Juga harus dilengkapi lagi dengan empat lokasi parking bay yang masing-masing lokasi akan dibangun sepanjang 60 meter. Kira-kira dapat menampung sekitar 10-15 kendaraan parkir dalam kondisi darurat," pungkasnya.