Honda HR-V facelift belum lama ini diluncurkan pada ajang GIIAS 2018. Crossover facelift andalan Honda ini hadir dengan beberapa pembaharuan minor pada bagian eskterior dan interior.
Namun HR-V versi penyegaran yang hadir di Indonesia ini memiliki perbedaan spesifikasi dengan model Thailand. Yakni absennya fitur Honda Sensing. Padahal fitur ini menjadi semacam ikon kehebatan teknologi racikan Honda.
Menanggapi hal tersebut, Jonfis Fandy selaku Marketing & After Sales Director PT Honda Prospect Motor mengungkapkan bahwa fitur Honda Sensing akan berdampak pada harga penjualan mobil. Ya, jika ada fitur canggih tersebut maka harga HR-V bisa ikutan terdongkrak mahal.
“Setiap teknologi (Honda Sensing) bisa diaplikasi di produk Honda mana saja, tapi pastinya terbentur dengan harga juga,” ujar Jonfis ketika diwawancarai di Tangerang, Banten pada pekan lalu (29/8).
Jonfis juga menambahkan bahwa fitur sekelas Honda Sensing belum tentu bakal diterima baik oleh konsumen. “Dengan harga yang mahal, apa bisa diterima oleh setiap konsumen. Bukan hanya sebagian kecil konsumen,” tambah Jonfis.
Kendati demikian, tak menutup kemungkinan fitur canggih ini bakal diterapkan pada mobil Honda ke depannya.
“Tapi suatu saat pasti teknologi ini dibutuhkan di Indonesia. Kapan waktu yang tepat untu di apply? Kita harus lakukan survey terlebih dahulu ke konsumen,” tutup Jonfis.
Honda HR-V Facelift versi Thailand mendapatkan fitur-fitur keselamatan berupa LaneWatch untuk membantu pengendara tetap pada lajur, Monitoring Blind Spot untuk membantu pengendara agar melihat objek yang tidak terlihat oleh Blind Spot, dan City Brake Assist untuk pengereman otomatis agar mencegah tabrakan. Fitur-fitur keselamatan milik Honda HR-V Facelift ini setara dengan Mazda CX-5 tipe tertinggi, yakni tipe Elite.
