Perusahaan startup mobil listrik asal Prancis, Navya, akan melakukan uji coba pengoperasian bus bus tanpa pengemudi di Jepang.
Bus berukuran mini ini akan diuji coba di pusat keramaian seperti mal, bandara dan kampus. Dalam uji coba ini bus melaju dengan kecepatan rendah dan akan beroperasi dengan rute tetap.
Vice President Navya, Henri Coron mengatakan, perusahaannya tertarik untuk menciptakan moda transportasi bus listrik tanpa pengemudi yang menghubungkan stasiun-stasiun bawah tanah di Kota Tokyo dengan lokasi pertandingan Paralympic di penyelenggaraan Olimpiade Tokyo dan Paralympic yang akan berlangsung di 2020 mendatang.
istimewa
Pada 2015 lalu, Navya telah menyelesaikan produksi bus tanpa pengemudi ini. Bus dirancang dapat menempuh jarak 45 km per jam dan mampu mengangkut hingga 15 orang sekali jalan.
Saat ini Navya telah sukses mengoperasikan 30 unit bus tanpa kemudi di tujuh negara, termasuk di Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Swiss. Di As, bus Navya sudah dioperasikan di Kota Las Vegas.
Dengan biaya pengembangan yang relatif rendah, Navya berani menawarkan bus tanpa kemudi ini kepada customer-nya dengan biaya sekitar 40.000 euro per tahun atau sekitar 4,8 juta Yen. Pihak Navya berharap, bus tanpa kemudi ini akan booming di dunia dan mampu menjual puluhan ribu unit bus tanpa kemudi ke berbagai negara.
Di Jepang sendiri, perusahaan yang tertarik mengembangkan kendaraan tanpa kemudi juga sudah ada. Yakni DeNA Co. Bulan Agustus 2016 lalu, perusahaan ini menguji coba bus tanpa kemudi di area parkir di kota Chiba, Jepang, bekerja sama dengan perusahaan asal Prancis, EasyMile.
Uji coba ini cukup berhasil dan sukses mengangkut 1.600 penumpang. Ke depannya, DeNa tertarik mengembangkan bus tanpa kemudi di Universitas Kyushu di kawasan Ito di Kota Fukuoka. Uji coba ini akan dilakukan pada semester pertama tahun buku 2018.