BMW tampaknya tengah menggeber penjualan mobil plug-in hybrid-nya di kawasan Asia Tenggara, khususnya Thailand. Hal ini mungkin saja dikarenakan merek asal Bavaria itu melihat Thailand punya potensi pasar yang baik untuk mobil bermesin hibrida.
Mengutip informasi dari Nikkei (13/2), saat ini fasilitas pabrik BMW yang berada di Provinsi Rayong, Thailand sudah mulai merakit dua model BMW plug-in hybrid yaitu sedan BMW 330e dan SUV BMW X5 xDrive40e sejak akhir 2016. Tapi salah satu komponen utama mobil hybrid, yakni baterai lithium-ion diketahui masih didatangkan dari Jerman bersama beberapa komponen penting lainnya.
Di Negeri Gajah Putih itu, mobil hybrid memang mendapat dukungan kebijakan pemerintah. Maka untuk menggalakkan program mobil plug-in hybrid di 2017, pihak BMW Thailand tidak hanya ingin merakit dua model saja, tapi mereka ingin merakit empat model mobil dengan menambah line-up Seri-7 dan juga Seri-5 plug-in hybrid.
Pilihan plug-in hybrid juga dirasa lebih sesuai di Thailand dibandingkan mobil full elektrik. Ini mengingat infrastruktur anjungan pengisian listrik sebagai kebutuhan mobil listrik belum hadir di sana.
Mereka yakin dengan menambah model plug-in hybrid ini di Thailand bakal memberikan pertumbuhan volume penjualannya hingga 15 persen. Sementara 2016 lalu, volume penjualan BMW mengalami penurunan hingga 10 persen dan hanya memberikan pangsa pasar 1 persen.
Posisi BMW di Thailand memang masih berada di belakang rival Jermannya yaitu Mercedes-Benz. Padahal Mercedes-Benz juga mengalami penurunan volume penjualan hingga 8 persen.
Produksi mobil ramah lingkungan BMW tersebut sepertinya belum diproyeksi untuk diekspor ke negara tetangga, apalagi Indonesia. Kebijakan pemerintah Indonesia yang belum berpihak kepada mobil hybrid kemungkinan masih jadi sandungan BMW untuk membidik pasar di tanah air.