(Thailand-OtoDriver) Lima puluh tahun lalu, Ford Motor Company meluncurkan Compact SUV pertamanya, Ford Bronco. Inilah yang menjadi cikal bakal SUV hingga generasi Ford Everest saat ini. Kemampuan agar andal di jalan raya sekaligus tangguh di medan off-road menjadi target tanpa batas para desainer Ford.
“Nyaman, stabil dan lincah di jalan raya, juga memiliki kapabilitas off-road yang tangguh, itulah hal yang dituju saat awal pembuatan Ford Everest baru ini,” jelas Ian Foston, Global Chief Program Engineer, Ford Everest dan Ford Ranger. Kompromi-kompromi antara berbagai kebutuhan pun diwujudkan oleh para engineer dengan total 1.500 orang dari Turki, Australia, Amerika, Cina tersebut. Hasilnya? Itulah yang akan dijajal OtoDriver kali ini.
Unit 3.200 cc Titanium 4WD diajak melintasi hutan di daerah dekat perbatasan Thailand-Myanmar itu. Cukup percaya diri membawa SUV ini ke lintasan off-road. Sebab dalam kondisi normal saja, keempat rodanya sudah menjadi sistem penggerak dengan rasio 40:60 (depan:belakang). Tentunya traksi ke tanah pun cukup baik, jika sekadar melewati permukaan tanah agak becek.
Kedalaman lumpur di kawasan Canary Natural Resort bertambah , saatnya menggunakan Terrain Management System (TMS). Putar kenop pada pilihan Mud, Sand dan Grass karakter mesin dan transmisi pun berubah. Begitu juga penggerak empat roda pun menjadi rasio 50:50 depan dan belakang. Lumpur pun dilibas dengan mudah, meski menggunakan ban aspal.
Begitu pun saat menyeberangi sungai, tak ada kendala bagi mobil dengan wading depth 800 mm ini. Setelah menyeberangi sungai, tanjakan terjal kembali berada di depan. Kali ini TSM dikembalikan ke Normal, untuk mencoba menggunakan Electronic Locking Rear Differential (gardan belakang) yang diaktifkan dengan tombol di konsol tengah. Traksi roda belakang menjadi lebih baik di jalan agak licin tersebut.
Makin ekstrem lintasannya pilihan 4Low secara manual pun bisa dilakukan dari tombol di konsol tengah tersebut tadi. Torsi mesin pun lebih terjaga dengan pilihan ini, melalui rasio gigi transfer 2,48 : 1 pada transfer case. Tetapi, paling mengasyikkan adalah penggunaan Hill Descent Control (HDC). Apa yang istimewa?
HDC pada Everest baru ini bisa disetel kecepatannya. Jika terasa terlalu lambat atau malah terlalu cepat, peranti penjaga kecepatan di turunan curam ini bisa diatur lewat tombol + dan – yang juga berfungsi pengatur kecepatan saat menggunakan Cruise Control. Dengan HDC, pengemudi hanya konsentrasi mengarahkan setir tanpa harus menginjak pedal rem atau menekan pedal gas.
Selain pilihan Normal dan Mud, Sand dan Grass tadi, ada dua pilihan lainnya pada TMS, yaitu Sand dan Rock. Masing-masing akan memberikan karakter yang disesuaikan dengan medan yang dipilih. Pada Sand, putaran mesin agak tinggi serta kontrol traksi tidak terlalu sensitif, agar roda bisa overspin untuk melintasi pasir dengan aman. Sebaliknya pilihan Rock, kontrol traksi berfungsi maksimal, pedal gas pun dibuat tidak sensitif. Tampaknya dengan fitur off-road Everest terbaru seperti ini, merupakan paling lengkap di kelasnya.
“Kami mencoba di berbagai kondisi, mulai gurun pasir, ketinggian di 5.000 kaki pada pegungungan Tibet, hingga pada kondisi suhu dingin hingga beberapa puluh derajat Celsius di bawah 0,” terang Richard Wooley, Vehicle Integration Attributes Supervisor, Ford Asia Pacific. Kemungkinan besar tipe 3.200 cc 4WD ini pun akan tersedia di Indonesia.
#ford #everest #ford-everest-baru #all-new-ford-everest #uji-fitur