Kegiatan mencuci mobil ternyata malah bisa menimbulkan baret halus pada permukaan bodi. Dari latar belakang masalah tersebut, kini muncul metode cuci mobil touchless, permukaan bodi tak media pengusap sabun.
Sebab dari proses menyabuni bodi mobil dengan lap atau spons dan mengeringkannya dengan chamois, akan berdampak pada efek swirl ketika mobil kering.
Saat ini jasa car wash yang menawarkan metode touchless adalah Autoglaze. "Kalau cuci konvensional itu kan mobilnya yang dalam keadaan kotor pasti diusap dengan spons dan busa sabun. Itu justru membuat baret permukaan, karena kotorannya yang menempel menggores bodi," ujar Robby Kurnia, CEO Autoglaze Indonesia (7/1).
Metode touchless yang diterapkan Autoglaze adalah memanfaatkan semprotan air bertekanan tinggi untuk merontokkan kotoran yang menempel di seluruh bagian bodi, bahkan sampai kolong. Jasa cuci ini bahkan mengklaim pihaknya yang pertama kali menerapkan metode touchless di Indonesia.
Walau tak diusap spons, Robby meyakinkan konsumennya bahwa kotoran pasti rontok karena mesin semprotnya menyemburkan air dengan tekanan sampai 180an bar!
"Jadi setelah disemprot, kotoran akan copot sendiri. Jadi saat dilap sudah dalam keadaan bersih. Itu mengurangi baret," yakin Robby. Ya, bukan berarti metode touchless ini menjamin bebas efek swirl alias jaring laba-laba, karena jika ketika proses mengelapnya menggunakan kain yang kotor otomatis menimbulkan dampak baret.
Metode touchless memang mutlak dibutuhkan alat penyemprot air bertekanan tinggi. Namun kuncian supaya efek jaring laba-laba dapat diminimalisir adalah memastikan kebersihan media pengusap bodi.
Saat mencuci sendiri tanpa alat semprot, pastikan busa sabun berlimpah dan jangan mengusap permukaan bodi terlalu kuat. Begitu pula saat proses pengeringan, jangan sampai ada partikel kotoran di lap chamois Anda.