Meski statusnya merupakan BUMN namun Damri nyata harus terus berinovasi dalam upaya bertahan di persaingan angkutan penumpang. Salah satunya dengan rutin meremajakan armadanya seperti yang dilakukan awal Juli ini.
Kali ini rute Jakarta-Bandar Lampung yang mendapat armada bus “Royal Class” terbaru berbalut bodi Avante H7 dari karoseri Tentrem. Sasisnya memanfaatkan produk Hino RM280 ABS.
Kapasitas penumpangnya 23 orang dengan konfigurasi kursi 2-1. Pihak Damri menyebutkan bahwa formasi ini memberikan ruang yang lebih luas dan kenyamanan ekstra bagi penumpang.
Demi keamanan dan keselamatan penumpang, bus ini dilengkapi dengan berbagai perlengkapan keselamatan terkini seperti alat pemadam api ringan (APAR), palu pemecah kaca, CCTV, pintu darurat, dan kotak P3K.
"Damri berkomitmen untuk terus melakukan peremajaan armada agar tetap menjadi pilihan utama masyarakat dalam bertransportasi. Kami memahami pentingnya memberikan layanan yang terbaik dan tidak kalah dengan pesaing kami. Oleh karena itu, inovasi dan peningkatan kualitas pelayanan akan terus kami lakukan," ujar Corporate Secretary Damri, Chrystian R. M. Pohan, dalam keterangan resminya yag dkutip dari Antara (1/7).
Damri tambah ratusan armada bus
Sementara tu, pekan ini (2/7), Direktur Utama (Dirut) Damri, Setia N. Milatia Moemin, mengajukan usulan persetujuan kepada Komisi XI DPR RI untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Non-Tunai kepada Damri berupa 580 bus senilai Rp460,7 miliar.
“Jadi PMN nontunai ini sebetulnya barang-barangnya adalah (pengadaan) tahun 2015, 2016, dan 2020. Totalnya berupa 580 unit bus yang sebetulnya saat ini sudah kami gunakan untuk operasi, tapi masih tercatat di dalam buku inventorinya Kementerian Perhubungan,” ujar Setia.
Dituturkannya lagi bahwa bahwa aset-aset tersebut termasuk 15 unit bus pemadu moda (feeder), 184 unit bus perintis, 220 unit bus BRT, 138 unit bus eks-shuttle Pekan Olahraga Nasional (PON) 2022 di Papua, serta 23 unit bus eks-PPD.
Upaya tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik kepada masyarakat dan memperlancar mobilitas penumpang dan barang, termasuk di daerah-daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan (3TP).
Selain itu, ia mengatakan bahwa upaya tersebut juga merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ekuitas perseroan dan memberikan fleksibilitas bagi perseroan untuk mengembangkan pelayanan angkutan umum.
“Perum DAMRI saat ini ada di 43 cabang dari Sabang sampai Merauke dan ada 744 trayek atau rute,” ujar Setia menguraikan.
Pemberian PMN nontunai tersebut penting untuk melayani masyarakat di daerah 3TP, karena di sebagian besar daerah tersebut hanya DAMRI yang menyediakan moda transportasi. Hal tersebut dikarenakan banyak jalan yang belum dibangun dengan baik serta medan yang sulit sepanjang rute perjalanan, seperti tanah berlumpur atau jalan terdampak air pasang.
“Jalan lingkar itu biasanya sudah bagus, terutama kalau di Papua dan daerah Indonesia bagian timur, tapi jalan yang masuk ke dalam kota-kota itu, ke dalam daerah-daerah distrik itu, masih sangat buruk,” pungkasnya.
Baca juga: Damri Buka Jalur Di Merauke
Baca juga: Damri: Buka Loker Driver Bus Sampai Desember 2024