OtoDriver kemarin berkesempatan mencoba produk baru Aston Martin yaitu DBS Superleggera di Jerman. Namun Anda baru bisa mengetahui bagaimana impresi berkendaranya di bulan Agustus mendatang karena adanya embargo dari pihak Aston Martin.
Mobil ini memiliki basis yang diambil dari DB11 varian bermesin V12 dan langsung menjadi varian tertinggi dari Aston Martin. Mobil ini menjadi sebuah segmen Super GT yang akan bersaingan dengan Ferrari 812 Superfast.
Sementara Superleggera adalah sebuah kata dari bahasa Italia yang memiliki arti super ringan. Tapi kata tersebut tidak hanya memiliki arti super ringan akan tetapi juga proses saat memproduksi mobil tersebut dengan struktur konstruksi yang membuat bobot mobil menjadi semakin ringan.
Namun teknologi Superleggera jaman dahulu tidak lagi digunakan sekarang karena konstruksi sistem keringannya tidak akan memenuhi standar keselamatan modern saat ini, belum lagi biaya pembuatan dan risiko karat antara panel aluminium dan rangka bajanya.
Kini dengan perkembangan zaman kini konstruksinya dibuat dengan bahan duralumin yang merupakan salah satu jenis paling awal dari paduan aluminium yang dikeraskan secara alami berdasarkan usia. Kemudian penggunaan carbon fiber pada kap mesin, pintu bagasi, kopel, pilar dan kulit atapnya membuat DBS Superleggera menjadi lebih ringan hingga 73 kg dibandingkan dengan DB11 biasa.
Dalam hal tampilan pun DBS Superleggera juga tampil berbeda dengan DB11. Mulai dari wajahnya yang berbeda total berkat grillnya yang berukuran besar namun tetap mempertahankan bahasa desain grill khas Aston Martin dan juga ada pengaruh dari produk terbaik mereka yaitu Vulcan.
Perubahan grill ini juga diikuti dengan perubahan desain kap mesin dan bumpernya yang menjadi satu berbahan carbon fiber sehingga mengejar bobot yang ringan. Tidak sekedar bobot, perubahan tampilan ini juga diklaim karena dipengaruhi oleh peningkatan kualitas aerodinamika karena menurut insyinyur yang menggarap eksterior DBS Superleggera, performa tidak hanya dari mesinnya saja.
“Peningkatan performa tidak hanya dari mesin tapi juga tingkat aerodinamis sebuah mobil sehingga walaupun perubahan mesin yang sedikit akan memberikan pengaruh yang berbeda,” jelas Julian Nunn selaku Lead Exterior Design Aston Martin DBS Superleggera saat ditemui OtoDriver.
Tampilan belakangnya pun juga dibuat berbeda dengan DB11 dengan model spoiler baru yang disbeut Aeroblade II. Sebenarnya aeroblade yang aslinya ada di DB11 memiliki motor elektrik yang akan naik secara otomatis, namun kini mendapatkan model fix yang dianggap lebih efektif dalam hal aerodinamika karena ukurannya pun dua kali lebih besar daripada yang dimiliki DB11.
Selain itu diffuser di belakang juga memiliki desain yang lebih advanced bahkan lebih baik dari Vulcan sendiri sehingga bisa dibilang dalam hal downforce DBS Superleggera lebih baik daripada Vulcan.
Untuk mesinnya sendiri juga menggunakan mesin yang sama persis digunakan oleh DB11 yaitu unit 5.200 cc V12 Twin-Turbo. Namun mesin ini ditingkatkan kemampuannya sehingga kini menghasilkan tenaga 715 dk dengan torsi 900 Nm!
“Peningkatan tenaga itu berkat input software baru pada komputernya dan penggantian exhaust sehingga kini menghasilkan tenaga yang berbeda dibanding mesin DB11 sebagai basisnya,” ujar Matt Becker selaku Chief Engineer & Vehicle Engineering DBS Superleggera kepada OtoDriver.
Tenaga sebesar itu disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis dari ZF 8 percepatan. Uniknya penempatan tranmsisinya ada dibelakang karena diciptakan untuk memberikan pembagian bobot mobil yang lebih sempurna.