Sepuluh tahun silam lebih, isu kendaraan listrik sudah mulai didengungkan. Bahkan pabrikan kendaraan dunia berlomba melakukan riset dari jauh hari sebelum ramai diperbincangkan. Dan kini di Indonesia era mobil listrik baru hendak dijajaki.
“Global warming, polusi udara yang membahayakan bagi lingkungan dan jumlah bahan bakar fosil kian tergerus, salah satu pendorongnya,” bilang Toshinaga Kato, General Manager, Indonesia Business Department, ASEAN Div, Mitsubishi Motors Corporation yang kami temui di Perancis beberapa pekan lalu.
Salah satu pendorong, selain jarak tempuh, adalah kebijakan pemerintah mereka yang memberi kemudahan, baik insentif pajak atau lainnya, bagi pemilik ataupun produsen mobil ramah lingkungan ini.
Salah satu merek mobil listrik yang boleh dibilang mampu bersaing di benua Eropa adalah Mitsubishi. Atas undangan dari PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, kami ke daratan Eropa untuk membuktikan hal tersebut. Kini Mitsubishi tengah berbangga dengan Outlander PHEV terbaru yang kini pakai mesin 2.400 cc sebagai generator listrik tipe baru (kode 4B12 yang sebelumnya 4B11).
Outlander PHEV ini ibarat pejuang di negeri orang. Walau persaingan di benua Eropa cukup ketat, SUV berlogo tiga berlian ini mampu memiliki prestasi tergolong baik. Dari 5 negara di Eropa yang memiliki market besar dalam penjualan mobil ramah lingkungan, Outlander PHEV, masuk dalam 5 besar teratas, “Inggris, Swedia, Norwegia, Jerman dan Spanyol, “ jelas Daniel Georges Nacass, Mitsubishi Motors General Manager Public Relations Europe.
Sistem PHEV sebenarnya merupakan sebuah kendaraan yang memiliki mesin sebagai pembangkit listrik. Artinya, temuan ini menjadi satu langkah untuk mencapai jarak yang lebih jauh lagi dengan target minimnya emisi bisa tercapai. Artinya, hal ini merupakan kemajuan sambil menunggu pembangkit listrik tanpa bahan bakar.