Jalan tol baru di Sumatera yakni Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 Simpang Susun (SS) Tanjung Morawa-SS Parbarakan telah berfungsi secara fungsional sejak awal Juni 2018 lalu, sebagai jalur fungsional untuk arus mudik Lebaran 2018. Setelah musim mudik Lebaran usai, keberadaan jalan tol ini terbukti mampu mendorong perkenomian lokal.
Adapun SS Tanjung Morawa-SS Parbarakan sendiri memiliki panjang 10,75 kilometer dan siap dioperasikan. Jalan Tol MKTT Seksi 1 akan menghubungkan Jalan Tol eksisting Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 2-6 (Kualanamu-Sei Rampah) yang sebelumnya sudah beroperasi sejak 13 Oktober 2017.
"Jalan tol ini nanti akan menghubungkan Jalan Tol Belmera yang saat ini sudah terintegrasi dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Kami berharap setelah beroperasi secara menyeluruh, jalan tol ini nantinya mampu berkontribusi pada perkembangan perekonomian wilayah," ungkap Agus Suharjanto selaku Direktur Utama PT Jasamarga Kualanamu Tol dalam keterangan tertulisnya (22/7).
Secara keseluruhan, Jalan Tol MKTT terdiri atas tujuh seksi. Sementara untuk seksi 7 Sei Rampah-Tebing Tinggi sepanjang 9,3 Km dibagi menjadi 2 seksi yakni 7A dan 7B. Seksi terakhir yang ditargetkan rampung awal tahun 2019, saat ini progres tanahnya telah memasuki 91,75% dan konstruksi Seksi 7A 53,882% dan 7B 77,84%.
Jalan Tol MKTT pengusahaannya oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Kualanamu Tol selaku anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang terdiri atas 7 seksi sepanjang 61,7 km dengan nilai investasi mencapai Rp 4,9 triliun.
Sebagian konstruksi Tol MKTT dibangun menggunakan APBN sebagai dukungan pemerintah meningkatkan kelayakan finansial mereka. Dukungan berupa konstruksi pada Seksi 2 (Kualanamu-Parbarakan) sepanjang 7,05 km dan Seksi 1 (Tanjung Baru-Parbarakan) sepanjang 7,5 km, dengan progres konstruksi keduanya sudah selesai 100%.